Jakarta, CNN Indonesia -- Kedatangan Putri Astrid dari Kerajaan Belgia ke Indonesia bukan hanya membawa misi ekonomi, tetapi ternyata juga demi membuka kenangan sejarah keluarga yang tersimpan di sudut Kebun Raya Bogor sejak 88 tahun yang lalu.
Kala itu, saat Indonesia masih berada di bawah pendudukan Kolonial Belanda pada 1928, Buitenzorg alias Bogor, dikenal sebagai tempat beristirahat para bangsawan dari Batavia. Ketenaran kebun raya saat itu terdengar oleh Ratu Belgia, Astrid of Sweden, yang merupakan nenek dari Putri Astrid.
"Pada 1928 Putri Astrid atau Astrid of Sweden datang dengan suaminya, Pangeran Leopold. Mereka datang ke Kebun Raya untuk berbulan madu. Untuk menghormati mereka kedatangan mereka, pada 1929, Jalan Astrid itu dibangun," kata Kepala Sub bagian Kerjasama dan Informasi Kebun Raya Bogor-LIPI, Rosniati Apriani Risna, saat ditemui CNNIndonesia.com, Selasa (15/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Kondisi Jalan Astrid di sudut Kebun Raya Bogor saat ini.(CNN Indonesia/Endro Priherdityo) |
Astrid of Sweden adalah permaisuri dari Raja Leopold III sebagai penguasa Belgia kala itu. Dia merupakan putri ketiga dari Pangeran Carl dan Putri Ingeborn dari Denmark. Astrid sendiri masih memiliki kekerabatan dengan Raja Christian X dari Swedia dan Raja Haakon VII dari Norwegia.
Lahir pada 17 November 1905 di Istana Arvfurstens Stockholm, Astrid tumbuh besar dengan pendidikan dan lingkungan istana. Astrid yang cantik dengan rambut ikalnya itu telah disebut-sebut sebagai salah satu kandidat paling kuat untuk dipersunting oleh para pria keturunan Eropa kala itu.
Banyak pangeran yang dikabarkan akan mempersunting Astrid, seperti Pangeran Edward VIII dari Wales dan Pangeran Olav V dari Norwegia. Namun pewaris takhta Kerajaan Belgia, Leopold III yang kemudian berhasil memenangkan hati sang putri. Mereka menikah di secara resmi di Stockholm pada 4 November 1926 dan secara keagamaan pada 10 November 1926.
Dikabarkan, rakyat Belgia yang kala itu masih diperintah oleh ayah Leopold, Raja Albert I, menerima dengan suka cita kehadiran Astrid. Rakyat Belgia mengenang Astrid sebagai sosok putri dengan daya tarik yang menarik, namun tetap sederhana.
Hanya selang setahun setelah menikah, Astrid dan Leopold mendapatkan anak pertamanya, Putri Josephine-Charlotte, pada 1927. Setelah sang anak berusia lewat dari setahun, Astrid dan Leopold memutuskan untuk berkeliling ke Hindia-Belanda sebagai wisata bulan madu sembari mengunjungi daerah kolonial Belanda.
"Kami memiliki dokumentasi dari Erasmus Huis yang menggambarkan Putri Astrid waktu datang ke Kebun Raya menggunakan delman," kata Rosniati.
Untuk mengenang kedatangan sang putri, pihak Kebun Raya yang kala itu telah dikenal oleh para botanis dan biologis di seluruh dunia, membuat sebuah jalan yang berlokasi di sisi timur kebun.
Jalan sepanjang 300 meter itu ditanami bunga
Canna lily atau yang dikenal dengan bungan ganyong atau bunga tasbih, yang memiliki warna khas bendera Belgia. Sebanyak 29 petak bunga berwarna merah, kuning dan hitam itu mempercantik Jalan Astrid mulai dari Pintu 3 Kebun Raya Bogor di Jalan Pajajaran dan berakhir di jembatan Kali Ciliwung.
Meski ditanam lebih dari 80 tahun yang lalu, Jalan Astrid dengan 29 petak
Canna lily masih terawat dengan baik hingga kini. Bentuk jalan, petak tanaman, hingga jenis bunga masih tumbuh, sama seperti ketika Astrid of Sweden datang dengan delman puluhan tahun silam.
Pihak Kedutaan Belgia pun mengetahui bahwa bagian sejarah dari bangsanya masih dirawat dengan baik di tengah kota Bogor.
"Beberapa kali duta besar Belgia datang dan mengetahui bahwa ini masih dirawat dengan baik. Di Belgia pun juga dipromosikan bahwa ada monumen Jalan Astrid di sini dan masih dirawat dengan baik oleh Kebun Raya Bogor," kata Rosniati. "Jalan ini memang masih dipertahankan karena ini heritage."
Astrid of Sweden meninggal pada 29 Agustus 1935 dalam sebuah kecelakaan mobil saat hendak melakukan pendakian bersama dengan Raja Leopold. Dia meninggal pada usia 30 tahun.
Dia meninggalkan putra bungsunya yang kala itu masih berusia satu tahun, Albert II yang kemudian menjadi Raja Belgia dari 1993 hingga 2013 dan merupakan ayah dari Putri Astrid saat ini.
Putri Astrid sendiri dijadwallkan berkunjung ke Kebun Raya Bogor hari ini. Pencarian jejak sejarah sang nenek di Bogor menjadi momen spesial baginya. Dari sini, pihak Kebun Raya Bogor pun berharap dapat terus mendapat dukungan dari Belgia.
 Putri Astrid pada kunjungannya kali ini berkesempatan untuk berkeliling Kebun Raya Bogor. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
"Diplomasi Indonesia dengan Belgia kan sudah baik, harapannya bisa lebih baik lagi dengan adanya kerjasama dengan Kebun Raya. Terutama berbagi pengetahuan, saling berbagi pengalaman dan sama-sama memecahkan masalah yang ada. Kami sendiri masih sangat membutuhkan ahli-ahli terutama berkaitan dengan taksonomi tumbuhan," katanya.
(meg)