Jakarta, CNN Indonesia -- Pendiri PT Mustika Ratu dan Yayasan Puteri Indonesia, Mooryati Soedibyo, meluncurkan buku otobiografi, ‘Menerobos Tradisi Memasuki Dunia Baru’, bertepatan dengan Hari Kartini, Kamis (21/4) kemarin.
"Menerobos tradisi artinya saya tidak menolak tradisi lokal yang saya cintai, saya terobos karena mendambakan perubahan," kata Mooryati, di Jakarta.
Buku otobiografi setebal 500 halaman dan berisi 48 bab itu mengisahkan kehidupan Mooryati sebagai puteri Keraton Surakarta yang menerobos tradisi menjadi wirausahawan, hal yang dianggap tabu untuk wanita ningrat saat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seorang putri sudah menikah lalu berdagang, dikatakan sangat tidak pantas apalagi jamu gendong, itu dipandang rendah," kenang Mooryati.
Bisnis yang berawal dari garasi rumah sendiri untuk meramu minuman beras kencur itu, kemudian melejit menjadi perusahaan jamu dan kosmetika besar di Indonesia.
Produknya kini telah diekspor ke 20 negara, termasuk Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Malaysia, Brunei juga kawasan Timur Tengah.
Buku ini bukanlah tulisan pertama Mooryati. Sebelumnya, perempuan 88 tahun ini telah menulis buku Seni Ngadi Saliro dan Ngadi Busono (1978), Alam Sumber Kesehatan (1988), Pengantin Indonesia (2000) dan Busana Keraton Surakarta Hadiningrat (2003). Selain itu dia juga menulis ‘Transforming Woman's Voices’, yang berisi pengalamannya menjabat anggota lembaga legislatif selama lima tahun.
(antara/les)