Jakarta, CNN Indonesia -- Kelezatan sebuah makanan yang disajikan biasanya mendapat penilaian sebagai sajian yang menggiurkan melalui kepuasan indra penciuman, perasa serta penglihatan.
Artinya, sebuah sajian dapat dengan mudah disebut lezat jika tercium aroma yang menggugah selera, rasa yang nikmat hingga disajikan dengan tampilan yang menarik.
Terminologi makanan lezat seperti itu agaknya yang membuat seorang chef bernama Adam Cole menyembunyikan fakta bahwa dirinya tidak bisa mencium selama satu dekade. Dia melakukan karena takut tidak akan mendapat pekerjaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketidakmampuan untuk mencium dikenal sebagai anosmia. Mengingat 80 persen rasa makanan datang dari aroma makanan itu sendiri, mereka yang terkena anosmia biasanya tidak mudah tertarik dengan makanan.
Namun hal itu tidak terjadi pada Cole. Meskipun dia lahir tanpa rasa penciuman yang sempurna, dia telah bekerja dengan pemenang ajang Top Chef, Michael Voltaggio dan koki Spanyol-Amerika, Jose Andres.
Cole bahkan kini sudah duduk sebagai seorang koki eksekutif dan master barbekyu. Dalam sebuah wawancara dengan situs kuliner,
Lucky Peach, Cole pertama kali membeberkan kondisinya.
Cole menjelaskan bahwa dia dapat membedakan antara manis, asam, asin, pahit, ataupun "rasa kelima" yang baru-baru ini ditemukan, umami.
Namun, dia harus berjuang tiap kali mengidentifikasi makanan yang berbau tajam dan rasa seperti truffle, peterseli dan tarragon. Bahkan, dia harus menggunakan mereka dengan teknik yang hati-hati.
Cole sempat disarankan oleh seorang guru sekolah menyembunyikan kondisinya, jika itu bisa membuatnya tak berhasil bekerja sebagai koki kepala. Tapi dia akhirnya mengungkapkan itu, ketika mencuat masalah mesin pengemas daging di dapur milik Voltaggio.
"Itu adalah titik saya, di mana saya harus memberitahu kepada chef saya," kata Cole yang mengaku memendam rahasia itu selama 10 tahun, seperti dilansir
Independent.
"Beberapa tulang rusuk itu berbau busuk, dan lainnya tidak. Satu-satunya cara untuk mengetahui adalah dengan mencium tulang-tulang itu. Rusuk-rusuk wagyu itu sangat mahal, makanya saya tidak akan membuang semuanya. Hal terakhir yang ingin saya lakukan barangkali menyajikan makan yang buruk," katanya.
Meski begitu, kisah Cole ini bukanlah koki pertama yang berjuang dengan panca indranya. Grant Achatz, salah satu pelopor dari keahlian masak molekuler, mengatakan dia kehilangan indra perasanya pada 2007 silam setelah didiagnosi kanker lidar stadium empat.
Achatz bercerita, dia kehilangan rasa sejak meletakkan garam langsung di lidahnya dan merasa perlahan melarutkan pasir. "Dan seperti itu saja, indra perasa saya hilang. Rasanya seperti satu hari kau berada di tempat ini," ujarnya.
Setelah melakukan kemoterapi dan menyelamatkan lidahnya, Anchatz perlahan mulai memiliki indra perasanya dan kembali ke dapur.
(meg)