Jahit Kulit, Tren Kecantikan Baru di China

Gloria Safira Taylor | CNN Indonesia
Sabtu, 01 Jul 2017 16:32 WIB
Tren menjahit kulit menggunakan jarum dan benang yang tengah populer di kalangan kaum remaja China mendapat kecaman dari pengguna internet.
Remaja China tengah gandrung tren kecantikan menjahit kulit dengan jarum dan benang. (Thinkstock/Davizro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tren kecantikan yang mewabah di kalangan remaja kerap kali membuat alis berjengit. Salah satunya, tren terbaru yang kini digandrungi remaja China.

Dilansir The Sun, saat ini remaja di China tengah gandrung mengunggah foto tangan, lengan, hingga bibir mereka yang dijahit menggunakan jarum dan benang, membentuk pola tertentu.

Usut punya usut, tren itu terinspirasi sebuah serial kartun Jepang yang kini dilarang penayangannya di negeri Tirai Bambu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, pihak kepolisian China telah menangkap satu orang yang diduga menyebarkan tren jahit kulit tersebut.

Gambar anak-anak yang telah menjahit kulitnya pun ramai diunggah di Weibo, media sosial China serupa Twitter.

[Gambas:Instagram]

Bukan memuji, banyak netizen yang justru mengecam praktik menjahit kulit tersebut.

"Bagaimana hal seperti ini bisa menjadi suatu hal yang fashionable?” cuit seorang pengguna Weibo. "Apakah bermain dengan telepon genggam tak cukup menghibur bagi mereka?," ujar pengguna Weibo lainnya.

Dari sisi kesehatan, tren menjahit kulit ini tak hanya mengerikan, tapi juga berbahaya.


Dikutip dari China Daily, Wang Liuhui, Direktur Dermatologi di Fudan Univesity Children's Hospital Shanghai mengatakan menjahit kulit dapat menyebabkan septikemia yang bisa berakibat fatal.

"Penyakit bisa muncul saat sejumlah besar bakteri masuk ke sistem darah. Jika tidak dirawat tepat waktu dan benar, itu akan memicu banyak kegagalan organ dan syok," kata Wang.

[Gambas:Instagram]

Menurut Wang, kulit belum berkembang penuh sampai usai 18 tahun. Selain itu, fungsi metabolisme, imunitas, dan ekskresi kulit juga belum berkembang sepenuhnya, yang semakin memperparah kondisi kesehatan kulit jika tren itu dilakukan.

Anak-anak yang menderita alergi kulit juga rentan mengalami berbagai reaksi yang mengganggu kesehatan.

Di sisi lain, orang tua dan guru menyalahkan internet atas tren berbahaya di kalangan remaja.


“Remaja masa kini banyak melakukan hal ekstrem karena memiliki akses informasi mudah dari internet," kata Gu Qing, bagian kedisplinan di Sekolah Menengah Hanghua di Shanghai.

"Beberapa tayangan aneh yang menyebar di internet jelas negatif bagi remaja, terutama usia 13-14 tahun yang belum cukup dewasa untuk bisa memilih mana yang benar dan salah," tambahnya.

Guna mencegah hal tersebut Zhong Yang, konselor di Pusat Konsultasi Kesehatan Mental di Shanghai menyebut peran orang tua sangatlah krusial.

"Kami menyarankan orang tua menghabiskan cukup waktu untuk menemani anak-anak selama masa pubertas, ketika mereka harus menghadapi perubahan secara fisik dan mental," kata Zhong.

[Gambas:Instagram] (les)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER