Mengenal Dolly, Domba Kloning Pertama di Dunia

Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini, 21 tahun yang lalu, lahirlah domba hasil kloning pertama di dunia, Dolly. Dia juga terbilang sebagai mamalia pertama hasil kloning di dunia.

Dikutip dari berbagai sumber, Dolly dikloning di Roslin Institute di Universitas Edinburgh Skotlandia, bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi bernama PPL Therapeutics, atas pembiayaan Therapeutics dan Kementerian Pertanian Inggris.

Pengkloningnya adalah Ian Wilmuth, Keith Campbell, dan kolega mereka yang lain. Dolly dihasilkan dari tiga induk. Satu induk menyediakan sel telur, satu menyediakan DNA, dan satu lagi mengandung embrio hasil kloning itu.

Teknik kloningnya disebut transfer nuklir sel somatic. Di mana nukleus sel dari sel seekor domba dewasa ditransfer ke oocyte (sel telur yang sedang berkembang) yang belum dibuahi. Nukleus pada oocyte ini sudah diambil. Sel hibrida ini kemudian dirangsang untuk memisahkan diri dengan kejutan listrik.

Nah, ketika sel itu berkembang menjadi blastocyt, ia kemudian ditanamkan pada induk yang akan mengandungnya. Dengan cara ini, Dolly menjadi kloning pertama yang diambil dari sel mamalia dewasa.

Sayang umur Dolly, yang merupakan domba dari spesies Finn-Dorset ini, hanya 6,5 tahun. Dia disuntik mati pada 14 Februari 2003 karena penyakit paru-paru dan radang sendi yang parah. Finn-Dorset sebetulnya punya rentang hidup sampai 11-12 tahun.

Berbagai dugaan bermunculan mengenai penyebab kematiannya. Ada yang menduga, Dolly tak berumur panjang karena dia hasil kloning. Tapi ilmuwan membantah dan menyatakan penyakit yang diderita Dolly cukup umum bagi domba semacam dia, apalagi karena Dolly seumur hidup tinggal di lokasi penelitian di Roslin Institute.

Tapi sebelum mati, domba paling terkenal sejagad pada masanya itu, sempat punya 6 anak. Setelah kematiannya, ada banyak mamalia lain yang berhasil dikloning, di antaranya babi, rusa, kuda, dan lembu.