Jakarta, CNN Indonesia -- Lazimnya para pecinta seafood seperti ikan begitu memperhatikan bentuk olahan dari setiap makanan favoritnya itu. Memakan ikan selain rasanya yang lezat jika diolah dengan benar, banyak manfaat bagus yang diperoleh bagi kesehatan tubuh, seperti omega 3.
Bagi para pecinta seafood seperti sushi maupun seafood berkelas internasional lainnya pasti tidak asing dengan ikan tuna bersirip biru yang lebih sering dikenal sebagai bluefin tuna.
Bluefin tuna merupakan salah satu ikan terbesar di dunia. Bluefin tuna raksasa beratnya dapat mencapai sekitar 225-250 kilogram dan jika dijual di pasaran harganya akan sangat mahal. Seperti di Tokyo, Jepang, harga per ekor ikan mencapai US$ 70.000.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun belakangan ini peneliti di Amerika Serikat dan negara maju lainnya sangat menyarankan masyarakat untuk tidak mengkonsumsi bluefin tuna lagi. Alasannya karena selain spesies ikan ini sangat langka dan masuk dalam daftar 10 binatang yang hampir punah, bluefin tuna juga mengandung banyak zat-zat merkuri yang berbahaya bagi manusia. Khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan anak kecil.
Mengapa dalam daging ikan yang sangat gurih itu mengandung banyak merkuri? Manager National Geographic Seafood Decision Guide, Valerie Craig mengatakan bahwa bluefin tuna berukuran sangat besar dan tentu saja tanpa diragukan lagi ikan itu merupakan predator laut yang memangsa banyak ikan-ikan kecil.
Ikan-ikan kecil yang telah terkontaminasi oleh penggunaan bahan peledak dan limbah yang tersebar di lautan banyak dimakan oleh bluefin tuna yang menyebabkan menumpuknya zat merkuri di tubuh ikan tersebut. "lebih besar dan lebih tua umur atau ukuran ikan tersebut, maka resikonya juga lebih besar."
(obs/obs)