TEKNOLOGI PUNYA DUA SISI

Lindungi Anak dari Ancaman Bahaya Internet

Melva | CNN Indonesia
Rabu, 04 Nov 2015 13:35 WIB
Internet seperti pisau bermata dua, mempunyai dampak positif dan negatif. Anak-anak harus dijaga dengan baik.
Ibu menemani anak bermain di dunia maya
Jakarta, CNN Indonesia -- Seperti yang banyak ditulis baik di media cetak maupun online, anak-anak rentan terhadap bahaya di internet, seperti kekerasan, bullying, radikalisme, terorisme hingga pornografi.

Berdasarkan Survey Cyber Crime 2014, sebanyak 9 persen pengguna internet pernah mendapat konten kekerasan. Dan 90% anak terpapar pornografi di internet menurut data BPS tahun 2010.

Anak-anak, adalah digital native, mereka cepat belajar sehingga banyak dari mereka menjadi pengguna aktif. Berbeda dengan orang tua yang digital imigrant, tidak bisa cepat belajar dan cukup gagap dengan perkembangan teknologi. Untuk itu, sering timbul gap yang cukup besar antara anak dan orang tua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seringkali orang tua merasa aman ketika anaknya anteng di rumah. Disediakan gadget dengan koneksi internet sehingga anak lebih asyik di rumah daripada main di luar. Padahal dengan koneksi internet, anak-anak bisa berkelana ke mana saja dan bertemu banyak hal. Kadangkala bisa hal-hal yang berbahaya.

Bagaimana pun juga, anak-anak belum mampu  menjaga dirinya sendiri terutama di dunia maya. Butuh pendampingan baik dari orangtua maupun para pendidik. Informasi yang tidak disaring membuat anak-anak tidak tahu persis mana yang baik dan mana yang buruk.

Internet mempunyai dampak positif sekaligus negatif. Jika bisa memanfaatkan dengan baik, maka internet bisa membantu mengasah kreativitas dan mengembangkan ketrampilan anak seperti: menjadi programer, menulis, fotografi, videografi, dll.  Sebaliknya, anak-anak juga mudah terpapar akan hal-hal negatif di internet dengan cepat dan tanpa batas.

Bermain bersama dan selalu membuka ruang diskusi antar anak dan orang tua bisa meminimalisir dampak negatif. Selain itu, anak-anak harus didukung dan difasilitasi untuk bisa membuat konten postif sebanyak-banyaknya. Ketika konten positif lebih banyak maka lambat laun hal negatif akan berkurang dan kemungkinan anak terpapar hal buruk semakin kecil. (nun/nun)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER