Jakarta, CNN Indonesia -- Taman Nasional Tesso Nilo yang ada di Kepulauan Riau sedang berduka. Anak gajah yang baru berusia dua tahun, Tino, ditemukan mati tak jauh dari induknya, Ria, pada pekan lalu.
Ini adalah anak gajah kedua yang mati di Tesso Nilo. Sebelumnya pada Mei lalu, anak gajah bernama Nela, juga mati.
Kematian Tino diketahui saat gajah itu dan induknya hendak dipindahkan ke tempat pemandian. Ternyata Tino sudah mati, tergeletak sekitar 10 meter dari induknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Drh. Muchlisin dari Dinas Peternakan Kabupaten Pelalawan mengatakan, “Usus Tino terdapat ruam-ruam merah yang kami duga akibat penumpukan gas pada ususnya. Penyebabnya banyak faktor, salah satunya bisa disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi rumput muda.”
Dokter Muchlisin mengatakan tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Tino.
Penumpukan gas atau biasa disebut bloat biasanya terjadi dengan sangat cepat, hanya dalam hitungan jam. Akibatnya sangat fatal, apalagi kalau menyerang gajah yang berada dalam kondisi kurang sehat.
Apakah Tino dalam kondisi kurang sehat? Untuk memastikan segala sesuatunya, tim gabungan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Balai TNTN, dan WWF Indonesia telah diturunkan untuk menyisir lokasi kejadian.
Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Ir. Tjahjana, M.Si mengatakan “Untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian Tino, kami mengirimkan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium ke Balai Veteriner Bukit Tinggi.”
Riau telah dilanda musim kemarau selama 3 bulan terakhir. Hal ini cukup memberi pengaruh terhadap habitat gajah di TNTN. Beberapa kawasan yang sempat terbakar memang meningkatkan kewaspadaannya, demu mencegah konflik antara manusia-gajah.