Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun 1658 sebuah buku berjudul Indie Utriusque re Natural et Medica menceritakan tentang ramuan obat-obatan. Dalam buku karangan Gulielmi Pisonis tersebut terlukis, dua sosok laki-laki dengan hewan seukuran anjing yang memiliki 4 taring panjang yang menutupi wajahnya.
Sosok hewan mitologi tersebut cukup populer kala itu dan mengundang banyak kontroversi di dunia barat tentang keberadaannya.
Ternyata hewan tersebut benar sungguhan ada. Ialah Babirusa, hewan endemik dari Sulawesi. Panjangnya 87 sampai 106 cm dan tingginya 65-80 cm. Bobot tubuhnya bisa mencapai 90 kilogram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut catatan, spesiesnya ada empat, yaitu: Babirusa Buru atau Babyrousa babyrussa, Babirusa dari Bola Batu atau Babyrousa bolabatuensis, Babirusa dari Sulawesi Utara atau disebut Babyrousa celebensis, dan Babirusa Togian atau Babyrousa togeanensis.
Berbeda dengan babi hutan, babirusa hanya memakan buah-buahan dan serangga pada bongkahan kayu lapuk. Babirusa betina hanya melahirkan setahun sekali dengan satu ekor bayi.
Masa kehamilannya hanya 125-150 hari. Babirusa dapat bertahan hidup hingga 24 tahun.
Populasi hingga sekarang tidak diketahui dengan pasti. Namun, berdasarkan persebarannya yang terbatas oleh IUCN Red List, satwa endemis ini didaftarkan dalam kategori konservasi
vulnerable (rentan) sejak 1986.
Saat ini hewan ini semakin langka dengan banyaknya perburuan liar dan rusaknya habitat pada hutan Sulawesi.
(rkh/rkh)