Jakarta, CNN Indonesia -- Cokelat sering diklaim sebagai makanan yang tidak sehat padahal makanan ini hampir dikonsumsi oleh setiap orang di dunia. Namun sebenarnya cokelat mengandung sejumlah zat gizi yang baik untuk tubuh manusia.
Sebagian besar kandungan cokelat, terdiri dari 14% karbohidrat, 9% protein (terdiri dari zat protein, fenilalanin,
asam amino triptofan dan
tyrosin), 31% lemak dan zat-zat lain, seperti
alkanoid (zat yang menyebabkan cokelat terasa pahit).
Sebuah laporan di JAMA 2007;298:49-60, menyatakan bahwa konsumsi cokelat ternyata dapat menurunkan tekanan darah bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi. Namun, cokelat yang seperti apa sebenarnya yang digunakan?
Dark chocolate,
milk chocolate atau
white chocolate?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah penelitian mengatakan bahwa
dark chocolate-lah yang mampu menurunkan tekanan darah. Penelitian dilakukan terhadap 6 pria dan 7 wanita dengan kisaran usia 55-64 tahun. Semuanya didiagnosa dengan hipertensi ringan, dengan tekanan darah sistolik rata-rata 153, dan diastolik 84.
Setiap hari selama 2 minggu, mereka memakan 100 gram cokelat, dan diminta menyeimbangkan kalori mencapai 480 kalori dengan tidak memakan makanan lain yang mengandung nutrien atau kalori yang sama. Separuh pasien menggunakan
white chocolate, dan separuhnya lagi mengkonsumsi
dark chocolate.
Hasil yang didapatkan adalah mereka yang mengonsumsi
dark chocolate mengalami penurunan tekanan darah sampai 5 mmHg sistolik dan 2 mmHg
diastolik, sedangkan mereka yang mengonsumsi
white chocolate tidak mengalami penurunan tekanan darah.
Dark chocolate ternyata mengandung senyawa antioksidan yang bernama
flavonoid.
Flavonoid yang utama pada
dark chocolate adalah
epicathecin, yang memiliki efek antioksidan yaitu senyawa yang akan menangkap radikal bebas (suatu molekul perusak yang banyak terlibat dalam berbagai gangguan tubuh) dan antitrombotik (anti penggumpalan darah).
Sebuah penelitian lain menggunakan subyek penelitian 7 wanita sehat dan 5 pria sehat dengan kisaran usia 25-35. Mereka diminta mengkonsumsi 100 gram d
ark chocolate, 100 gram
dark chocolate dengan segelas susu, dan 200 gram
milk chocolate. Satu jam kemudian masing-masing dari mereka, diambil sampel darah dan diukur kadar
epicathecin di dalam darahnya.
Hasilnya menyatakan bahwa mereka yang mengonsumsi
dark chocolate menghasilkan kadar antioksidan tertinggi dalam darah, diikuti dengan
dark chocolate dengan segelas susu, dan yang terendah adalah milk chocolate.
Peneliti dari California University juga menyebutkan bahwa
epicathecin yang terdapat pada biji cokelat sangat berarti dalam meningkatkan relaksasi pembuluh arteri. Efek relaksasi tersebut semakin nyata pengaruhnya karena
flavanol pada cokelat mampu memproses
nitrit oksida, mencegah penggumpalan
platelet, serta mencegah oksidasi
Low Density Lipoproteins (LDL) atau yang sering disebut lemak jahat, sehingga dapat mencegah sumbatan pada dinding-dinding pembuluh darah arteri yang tentu sangat bermakna untuk mencegah terjadinya lonjakan tekanan darah.
(ded/ded)