Jakarta, CNN Indonesia -- Siri dan Google Assistant adalah teknologi pengenalan suara yang memungkinkan kita memberikan perintah kepada perangkat teknologi macam smartphone. Tapi tahukah kamu, bahwa ternyata teknologi pengenalan suara macam itu sudah pernah dibayangkan pendahulu kita di era 1960-an lho?
Saat itu, seperti diberitakan Science News pada 4 Maret 1967, telah tercipta sebuah perangkat yang dibikin oleh Genung L. Clapper dari IBM. Perangkat buatan Clapper mampu mengenali kata "One" sampai "Nine".
Saat itu Science News menulis, “Insinyur komputer sudah memimpikan mesin yang bisa menterjemahkan suara yang bisa dikenali oleh tabung vakum atau transistor. Saat ini, setidaknya, sejumlah perangkat menjanjikan sudah diciptakan. Masih panjang memang untuk sampai pada komputer macam sains fiksi yang bisa memahami kalimat dan ucapan yang panjang.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupanya pernyataan Science News butuh waktu hampir 5 dekade untuk jadi kenyataan, bukan sekadar perangkat sains fiksi. Kini fitur pengenalan suara sudah umum, seiring penetrasi
smartphone yang makin masif. Siri dari Apple dan Google Assistant adalah dua teknologi pengenalan suara yang banyak dipakai.
Kalau Perangkat buatan Clapper bisa mengidentifikasi volume dari sebuah segmen pitch dan membandingkannya dengan suara sekitar, untuk mengenali suara manusia. Maka Siri dari Apple dan Google Assistant sudah melangkah lebih jauh lagi. Teknologi itu memisahkan kata-kata ke dalam unit lebih kecil yang terdiri dari suara dan sintaksis.
Software itu kemudian mengubah suara menjadi kode dengan menerapkan pola pengenalan pola dan metode statistik. Kini kita bisa memerintahkan perangkat teknologi yang kita punya untuk membuka sebuah aplikasi, atau memesan kopi dari toko online.