Jayapura, CNN Indonesia -- Sebuah buku tentang potret kesehatan masyarakat pedalaman Asmat, Papua, bakal meluncur di Jayapura, pada Sabtu (22/7). Buku bertajuk Dukun Asmat, Tragedi Misi Kemanusiaan Indonesia ini ditulis oleh Willem Bobi, berdasarkan pengalamannya mengunjungi suku di pedalaman Asmat.
Menurut Willem Bobi, buku yang akan diluncurkan ini adalah buku keduanya mengenai Asmat. Sebelumnya ia pernah menulis buku tentang pendidikan yang berjudul Meregenerasi Manusia Asmat. "Buku yang kedua ini merupakan potret pelayanan kesehatan, baik itu pelayanan kesehatan dari pemerintah maupun pelayanan kesehatan swasta di wilayah kabupaten Asmat," katanya.
Baik buku yang pertama maupun kedua, lanjutnya, merupakan informasi atau teks-teks yang dikumpulkan saat dia menjadi jurnalis di harian Papua Selatan Pos, tahun 2007, kemudian Suara Perempuan Papua, dan Jubi Online, saat itu ia menjadi koresponden yang bertugas di Kabupaten Asmat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kumpulan informasi inilah saya kumpul, menjadi bahan buku kemudian dikembangkan analisanya, buku Dukun Asmat ini adalah pemikiran dan pandangan sendiri berdasarkan pengalaman saya bersama masyarakat,” ungkapnya.
Dia menceritakan mengenai situasi penyakit dan pasien di Asmat sampai soal keterlibatan tenaga medis baik pemerintah dari dinas kesehatan seperti petugas kesehatan di lapangan, maupun dari swasta seperti UNICEF, dari Belgia, lembaga yang menangani HIV, dan dari yayasan keuskupan yang selama ini menangani berbagai penyakit di Asmat.
“Dalam pelayanan kesehatan terdapat bermacam kendala yang dihadapi petugas kesehatan, sementara masyarakat berharap jika pelayanan kesehatan dari pemerintah atau swasta ini tidak tercapai, biasanya masyarakat akan kembali ke alam atau tradisional, seperti mengunakan berbagai ramuan tradisional dan menabuh tifa sambil bernyanyi, yang diharapkan pasien cepat sembuh. Potret seperti ini yang saya tulis dalam buku Dukun Asmat ini, yang saya gambarkan sebagai sebuat tragedi,” ucap Willem.
Menurut kepercayaan orang Asmat, kehidupan ini terdiri dari tiga dunia: kehidupan sekarang, kehidupan kedua setelah kematian, dan surga. “Saya pikir ini kisah yang sedih sehingga saya mengambil suatu kunci dengan judul sebuah tragedi,” ujarnya.
Buku ini terdiri dari 7 bab dan tebalnya 648 halaman, ditambah dengan kata pengantar sebanyak 28 halaman, dan 80 foto termasuk cover depan dan cover belakang. “Yang dirangkai dalam satu rangkaian kisah kisah yang sebenarnya, jika pembaca menyimak tulisan demi tulisan bisa membawa pembaca dalam suasana yang menyedihkan,” kata Willem lagi.