Menghasilkan Listrik dengan Ludah

CNN Indonesia
Jumat, 11 Agu 2017 17:12 WIB
Jangan sembarangan buang ludah. Sebab ludahmu bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik.
Ilustrasi (Foto: Ondrej Supitar/Stocksnap)
Jakarta, CNN Indonesia -- Peneliti di Universitas Binghamton dan State University of New York, telah mencapai langkah baru dalam pengembangan bahan bakal mikroba. Mereka menciptakan baterai yang diaktivasi dengan ludah, yang bisa dipakai dalam kondisi ekstrem di mana baterai normal tak berfungsi.

Selama 5 tahun terakhir, asisten profesor Seokheun Choi dari Ilmu Komputer dan Elektro Universitas fokus mengembangkan sumber energi mikro yang bisa digunakan di daerah dengan sumber listrik sangat terbatas untuk menyalakan biosensor diagnostik point-of-care (POC). Dia telah menciptakan beberapa baterai bakteri berbasis kertas.

“Pembangkit mikro on-demand dibutuhkan khususnya untuk aplikasi diagnostik  point-of-care di negara berkembang," kata Choi. “Biasanya, aplikasi itu membutuhkan listrik beberapa puluh microwatt selama beberapa menit, tapi baterai komersial atau pembangkit listrik lain terlalu mahal dan ketinggian, juga ada masalah polusi lingkungan.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Advanced Materials Technologies itu, Choi dan asisten peneliti Maedeh Mohammadifar menciptakan baterai-bakteri berbasis kertas dengan menciptakan sel bahan bakar mikrobial dipadu dengan sel exoelectrogenik beku-kering dan nonaktif, yang dapat membangkitkan listrik beberapa menit setelah ditetesi ludah.

Baterai itu bisa menghasilkan energi yang cukup untuk mengoperasikan platform diagnostik POC, hanya dengan satu tetes ludah saja

Ada banyak keuntungan baterai ini, sebab ia bisa dipakai kapan saja, bahkan dalam keadaan ekstrem. Sedang teknologi yang dibeku-keringkan bisa menyimpan sel dalam jangka waktu lama tanpa mengalami penurunan.

Choi sedang fokus meningkatkan densitas baterai itu, sehingga bisa dipakai pada lebih banyak aplikasi/kebutuhan.

Adapun densitas baterai yang sudah diciptakan adalah beberapa microwatt per centimeter kuadrat. Sebanyak 16 sel bahan bakar mikrobial kalau dirangkai pada selembar kertas, bisa menyalakan lampu LED.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER