Agar Indonesia Tampil di Piala Dunia

Jakarta, CNN Indonesia -- Pada 13 November 2017, muncul berita Maroko dan Tunisia Lolos ke Piala Dunia 2018 di koran Pikiran Rakyat. Berita tersebut tentu mengingatkan kita kembali sebagai masyarakat Indonesia tentang Indonesia dan Piala Dunia. Pada 2010, Indonesia sempat mengajukan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Akan tetapi, pencalonan Indonesia ditolak FIFA karena tak menyerahkan dokumen dan jaminan.

Sebagai salah satu negara di Asia Tenggara dengan animo penggemar sepak bola yang besar, Indonesia seharusnya memiliki peluang dan bisa menyelenggarakan Piala Dunia. Tak ayal, ketika Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia, masyarakat pun setia untuk mengawal isu ini.

Pada September lalu, Presiden Joko Widodo merestui dan mendukung Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 bersama negara-negara di Asia Tenggara. Dukungan dari Jokowi pun sudah diberikan melalui Menteri Sekretaris Negara untuk mengajukan niat sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034. Selain itu, surat resmi dukungan dari pemerintah pun sudah dikirimkan kepada Presiden Federasi Sepak bola Asean (AFF) HRH Sultan Haji Ahmad Shah.

Menurut pemerintah, menjadi tuan rumah Piala Dunia tak hanya memajukan industri sepak bola, tapi juga dapat meningkatkan popularitas suatu kawasan sebagai tujuan wisata internasional. Kemudian, dalam waktu dekat pemerintah rencananya akan memformulasikan rencana strategis untuk megaproyek tersebut.

Saat ini, Indonesia dikabarkan akan menjadi calon tuan rumah Piala Dunia 2034. Indonesia tidak sendiri, melainkan ditemani dengan Thailand. Thailand pun sudah menyatakan diri siap menjadi tuan rumah pada tahun 2034.

Sebelum menjadi tuan rumah, Indonesia harus merefleksikan diri. Saat ini, Indonesia menempati peringkat 165 berdasarkan peringkat yang dibuat oleh FIFA. Untuk Thailand, justru mendapatkan peringkat lebih baik dibandingkan Indonesia. Thailand saat ini menduduki peringkat 138.

Berdasarkan peringkat FIFA tersebut, dikhawatirkan Indonesia hanya mengandalkan Thailand. Apalagi, jarak peringkat kedua negara sangatlah jauh. Karena itu, Indonesia juga perlu banyak berbenah. Hal ini patut dilakukan agar tidak ada pernyataan kalau Indonesia hanya mengandalkan Thailand untuk bisa menjadi tuan rumah.

Menjadi tuan rumah Piala Dunia merupakan salah satu cara agar Indonesia bisa tampil di salah satu event bergengsi sepak bola. Kemudian, ada cara lain juga yang nantinya bisa membuat Indonesia tampil di Piala Dunia. Caranya itu ya berbenah.

Dalam berita yang dimuat di Pikiran Rakyat, kita dapat belajar dari Maroko. Maroko, untuk pertama kalinya lolos ke Piala Dunia dalam 20 tahun terakhir, atau sejak di Perancis 1998. Tak hanya Maroko, kita pun dapat belajar dari Tunisia. Tunisia sendiri untuk pertama kalinya tampil di Piala Dunia sejak 2006 di Jerman.

Dari kedua negara tersebut, kita dapat mengetahui kalau mereka berproses sebelum akhirnya bisa lolos dan nantinya tampil di Piala Dunia. Karena itu, cara lainnya adalah berbenah. Berbenah bisa dilakukan dengan banyak hal.

Pertama, Indonesia harus berbenah dalam hal pemain muda. Memang, beberapa waktu yang lalu Indonesia merekrut Luis Milla. Pelatih dari Spanyol dengan prestasi yang membanggakan. Namun, hal itu belum cukup.

Pembinaan pemain muda juga harus dilakukan mengakar dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Bisa saja nantinya pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membangun sekolah sepak bola pemerintah di setiap provinsi di Indonesia. Pemerintah pun bisa juga hanya memberikan beasiswa kepada pemain muda kalau tidak punya anggaran yang mumpuni.

Langkah selanjutnya adalah pembenahan liga. Liga merupakan kompetisi yang sangat dibutuhkan untuk menunjang iklim sepak bola yang mantap. Sayangnya, seringkali liga di Indonesia menuai pro dan kontra. Terakhir, juara liga tahun ini mendapat banyak sorotan dari penggemar setia sepak bola di Indonesia.

Karena itu, jika Indonesia ingin sekali tampil di Piala Dunia maka hanya ada dua cara. Cara tersebut yakni jadi tuan rumah atau berbenah agar bisa konsisten tampil di kompetisi tersebut.

(ded/ded)