Sejarah Kerajaan Galuh: Perkembangan dari Masa ke Masa dan Peninggalan

CNN Indonesia
Kamis, 09 Mar 2023 08:00 WIB
Ilustrasi. Sejarah Kerajaan Galuh dilengkapi perkembangan dan peninggalannya, salah satunya Candi Cangkuang (Detikcom/Hakim Ghani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kerajaan Galuh adalah kerajaan bercorak Hindu yang terletak di antara Sungai Citarum dan Sungai Cisarayu. Sejarah Kerajaan Galuh dimulai saat didirikan oleh Wreikandayun pada 612 masehi.

Berbagai sumber menyebut bahwa Kerajaan Galuh kerap terlibat perang saudara dengan Kerajaan Sunda. Dua kerajaan ini pun sempat disatukan pada 723-739 masehi, tetapi pecah kembali.

Sejarah Kerajaan Galuh

Ilustrasi. Sejarah Kerajaan Galuh dilengkapi perkembangan dan peninggalannya, salah satunya Prasasti Rumatak (Kinsbergen, Isidore van 1821-1905 via Wikimedia Commons)

Menurut hasil penelitian bertajuk Rekonstruksi Kerajaan Galuh Abad XIII-XV oleh Nina Herlina Lubis dkk dalam Jurnal Paramita, dijelaskan bahwa pusat Kerajaan Galuh dan Sunda berada di lokasi yang berbeda.

Kerajaan Galuh berpusat di Ciamis, sedangkan Kerajaan Sunda berada di Pakuan Pajajaran. Sebelum menjadi kerajaan yang berdaulat, Galuh dan Sunda berada di bawah Tarumanegara pada masa pemerintahan Maharja Linggawarman (666-669 masehi).

Dilansir dari buku berjudul Kerajaan Galuh: Legenda, Takhta, dan Wanita oleh Her Suganda, sejarah berdirinya Kerajaan Galuh diawali dengan kemunduran Kerajaan Tarumanegara.

Saat Maharaja Tarusbawa naik takhta menjadi raja Kerajaan Tarumanegara untuk menggantikan Raja Linggawarman, Wretikandayun segera memanfaatkan pergantian kekuasaan tersebut untuk memisahkan diri.

Tarusbawa sebagai raja terakhir Tarumanegara mengabulkan dan memecah wilayahnya menjadi dua kerajaan, yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai pembatasnya.

Putra Raja Kendan yang lahir pada 591 masehi, yakni Wretikandayun menjadi pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Galuh pada 612 masehi di usia 21 tahun.

Setelah menjadi raja, ia bergelar Maharaja Suradarma Jayaprakosa. Pada 669 masehi, Wretikandayun berhasil memerdekakan Kerajaan Galuh dari Tarumanegara yang mengganti namanya menjadi Kerajaan Sunda.

Perkembangan Kerajaan Galuh dari Masa ke Masa

Kerajaan Galuh pernah mengalami masa sulit setelah Perang Bubat dengan Kerajaan Majapahit. Dalam peristiwa tersebut, Prabu Linggabhuana gugur dan meninggalkan putra mahkota Wastukancana yang usianya masih sembilan tahun.

Situasi sulit itu berhasil diatasi oleh Bunisora, adik Prabu Linggabhuana, yang bertanggung jawab atas kelanjutan takhta sekaligus menjadi wali dan guru untuk Wastukancana.

Ketika usianya menginjak 23 tahun, Wastukancana dinobatkan menjadi raja Kerajaan Sunda Galuh bersatu dengan gelar Mahaprabu Niskala Wastukancana.

Pada masa pemerintahan Wastukancana, Kerajaan Galuh mencapai puncak kejayaannya. Dalam Carita Parahyangan diceritakan bahwa kehidupan rakyat Galuh sangat tenteram dan sejahtera pada masa pemerintahannya.

Wastukancana adalah raja yang berusia panjang hingga memerintah kerajaan antara 1371-1475 M, atau selama 104 tahun. Masa pemerintahan Kerajaan Galuh kemudian berakhir pada 1595 ketika dikuasai oleh Kerajaan Mataram.

Berabad-abad lamanya, Kerjaan Sunda dan Galuh menjalani hidup masing-masing. Hingga pada tahun 1428, dua kerajaan ini bersatu kembali berkat terjadinya pernikahan Jayadewata dari Galuh dengan Ambetkasih dari Sunda.

Sunda dan Galuh kembali bersatu di bawah pimpinan Jayadewata yang menyandang gelar Sri Baduga Maharaja (1428-1521). Pada masa Sri Baduga Maharaja, Kerajaan Sunda dan Galuh dikenal dengan nama Kerajaan Pajajaran (Pakuan Pajajaran).

Pada tahun 1679, Kerajaan Sunda-Galuh diserang Kesultanan Banten yang membuat imperium di telatah Pasundan ini harus mengakhiri riwayat panjangnya.

Kabupaten Galuh Berubah Menjadi Ciamis

Ketika wilayah Priangan dan Galuh resmi diserahkan ke VOC, Bupati Imbanagara saat itu adalah RA Angganaya pada 1678-1693. Kemudian tahun 1805, tiga kabupaten di Priangan Timur digabung setelah terjadi suatu peristiwa. Wilayah Imbanagara, Galuh dan Utama digabung menjadi Kabupaten Galuh.

Pergantian nama Galuh menjadi Ciamis diawali dari masa Pemerintahan Bupati Galuh Wiradikusuma. Pada tahun 1815, ibu kota Kabupaten Galuh dipindahkan dari Imbanagara ke Ciamis (Cibatu).

Lalu setelah pemerintahan Raden Adipati Kusumasubrata (penerus Wiradikusuma), Pemerintah Hindia Belanda tidak lagi menyerahkan jabatan bupati kepada keturunannya.

Sesuai kepentingan pemerintah kolonial, salah satu faktornya karena banyak keturunan bupati yang dianggap mulai menentang Pemerintah Hindia Belanda.

Peninggalan Kerajaan Galuh

Kerajaan Galuh meninggalkan sejumlah prasasti dan candi, yakni:

Itulah sejarah Kerajaan Galuh dilengkapi perkembangan dan peninggalannya. Selamat belajar!

(juh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK