Sifat wajib rasul perlu untuk diteladani oleh muslim dan menjadi inspirasi dalam berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Sebab, selain iman pada keberadaan para nabi dan rasul, muslim juga harus beriman kepada sifat-sifat yang dimiliki rasul.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rasul adalah utusan Allah yang mengajarkan agama Islam kepada masyarakat. Dalam Islam, ada 25 nabi dan rasul yang memiliki kisah dan hikmah yang dapat diteladani.
Khususnya sifat-sifat rasul yang bertugas dan bertanggung jawab dalam menjalankan perintah Allah Swt, yakni memberi petunjuk, memberi kabar gembira, dan peringatan kepada manusia.
Terdapat empat sifat rasul yang dapat diteladani, seperti dikutip dari laman NU Online.
Menurut Sayyid Husain Afandi al-Jasr at-Tharabalusi dalam salah satu kitabnya, sifat wajib (pasti ada dalam dirinya) bagi para rasul adalah shiddiq, amanah, tablig, dan fathanah.
No. | Arab | Latin | Artinya |
1. | الصديق | Shiddiq | Benar |
2. | أمانة | Amanah | Dapat dipercaya |
3. | تبليغ | Tablig | Menyampaikan |
4. | فَطَانَةٌ | Fathanah | Cerdas |
Berikut penjelasan dari masing-masing sifat wajib rasul.
Sifat wajib pertama yang dimiliki rasul adalah shiddiq yang memiliki arti benar.
Benar yang dimaksud adalah semua ajaran yang disampaikan oleh para utusan adalah benar dan tidak mungkin ada dusta atau kebohongan di balik ajaran-ajaran yang mereka bawa.
Dalil wajib sifat shiddiq ini adalah jika seandainya para rasul tidak jujur dalam menyampaikan ajaran kerasulannya, niscaya Allah Swt pun juga tidak jujur terhadap mukjizat yang diberikan kepada mereka.
Mukjizat yang bersifat irasional kemudian diberikan kepada para rasul menjadi jaminan bahwa mereka akan berbuat jujur. Dengan demikian, wajib bagi mereka untuk memiliki sifat shiddiq.
فَالدَّلِيْلُ: لَوْ كَذِبُوْا فِي ذَلِكَ لَلَزِمَ الْكَذِبُ فِي خَبَرِهِ تَعَالَى، لِتَصْدِيْقِهِ لَهُمْ بِالْمُعْجِزَاتِ الَّتِي يَجْرِيْهَا الله عَلَى أَيْدِيْهِمْ تَأْيِيْدًا لَهُمْ لِأَنَّهَا نَازِلَةٌ مَنْزِلَةَ قَوْلِهِ: "صَدَقَ عَبْدِيْ فِي كُلِّ مَا يُبَلِّغُ عَنِّيْ"
Artinya: "Maka dalil (jujurnya para rasul) adalah: jika seandainya mereka berdusta dalam ajarannya, niscaya berita dari Allah juga dusta, karena Allah telah membenarkan mereka dengan adanya mukjizat, yang Allah berikan kepada mereka sebagai jaminan. Dan, mukjizat ini sudah menempati posisi firman Allah: 'Telah benar hamba-Ku dalam setiap apa yang mereka sampaikan dari-Ku." (Sayyid Husain, al-Hushun al-Hamidiyah lil Muhafazah 'alal 'Aqaid al-Islamiyah, [Mesir, Maktabah at-Tijariyah: tt], halaman 50).
Sifat berikutnya yang wajib dimiliki oleh rasul adalah amanah yang berarti dapat dipercaya. Artinya, mustahil bagi mereka untuk berkhianat.
Dengan sifat ini, maka para rasul terpelihara lahir dan batinnya dari setiap perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat. Mereka terpelihara dari zina, minuman keras, berbohong, iri, dengki, sombong, sifat ingin dipuji.
Dalil wajibnya sifat amanah adalah seandainya para rasul berkhianat dengan cara mengerjakan satu perbuatan maksiat, niscaya umatnya juga diperintah untuk berbuat maksiat, karena tugas umat adalah mengikuti segala tindak-tanduk rasulnya.
Dengan demikian, wajib bagi para rasul untuk memiliki sifat amanah.
وَالدَّلِيْلُ: لَوْ خَانُوْا بِفِعْلِ مَعْصِيَةٍ لَكُنَّا مَأْمُوْرِيْنَ بِهِ لِأَنَّهُ تَعَالَى أَمَرَنَا بِاتِّبَاعِهِمْ فِي أَقْوَالِهِمْ وَأَفْعَالِهِمْ وَأَحْوَالِهِمْ مِنْ غَيْرِ تَفْصِيْلٍ، وَاللهُ لَا يَأْمُرُ بِالْمَعْصِيَةِ
Artinya: "Jika seandainya para rasul berkhianat dengan mengerjakan kemaksiatan, niscaya kita akan diperintah mengerjakannya pula, karena Allah taala memerintahkan kita untuk mengikuti mereka dalam ucapan, tindakan, dan perbuatannya tanpa diperinci, sedangkan Allah tidak memerintahkan maksiat." (Sayyid Husain, 51).
Tablig merupakan sifat wajib rasul selanjutnya yang berarti menyampaikan risalah atau ajaran yang diperintahkan oleh Allah Swt agar disampaikan pada manusia.
Dalil wajibnya sifat tablig adalah seandainya para rasul menyimpan apa yang wajib mereka sampaikan, niscaya kita akan diperintah untuk menyimpan ilmu karena Allah memerintahkan manusia untuk mengikuti mereka.
Perintah untuk menyimpan ilmu tidaklah benar, maka menyimpan risalah bagi para nabi juga tidak benar. Oleh karena itu, wajib bagi para nabi untuk memiliki sifat tablig dan mustahil bagi mereka memiliki sifat menyembunyikan.
Lihat Juga : |
Sifat wajib yang keempat bagi para rasul adalah sifat fathanah, yaitu cerdas dan pintar.
Dalil wajibnya sifat ini adalah seandainya para rasul itu adalah orang-orang bodoh, maka mereka tidak akan mampu untuk membangun argumentasi dalam menghadapi kelompok-kelompok yang menentang risalah yang dibawanya.
Sebab, ketidakmampuan para rasul untuk membangun argumentasi ketika berhadapan dengan penentang risalahnya bertentangan dengan dengan pangkat dan martabat mereka sebagai utusan.
Oleh karena itu, wajib bagi para rasul untuk memiliki sifat yang keempat ini untuk meyakinkan mereka agar bisa menerima risalahnya.
وَهَذَا يُخَالِفُ مَنْصَبَهُمْ الَّذِي أُرْسِلُوْا بِهِ وَهُوَ هِدَايَةُ الْخَلْقِ اِلَى الْحَقِّ، فَوَجَبَ بِذَلِكَ لَهُمْ الفَطَانَةُ، وَاسْتَحَالَ عَلَيْهِمْ ضِدُّهَا
Artinya: "Dan ini (ketidakmampuan rasul untuk membantah argumentasi penentangnya) bertentangan dengan pangkat mereka yang telah diutus untuk memberikan jalan hidayah kepada makhluk untuk menuju al-haq (Allah). Oleh karena itu, wajib bagi para rasul untuk memiliki sifat fathanah, dan muhal bagi mereka memiliki sifat perlawanannya (Baladah)." (Sayyid Husain, 51).
Sementara perlawanan atau sifat yang mustahil (tidak mungkin dimiliki) para rasul juga terdiri dari empat, yaitu kidzib, khiyanah, kitman, dan baladah.
Kidzib berarti dusta atau sombong, khiyanah memiliki arti berkhianat, kitman mempunyai makna menyembunyikan, serta baladah artinya bodoh.
Demikian penjelasan mengenai sifat wajib rasul. Semoga bermanfaat!
(juh)