Surat At Taubah ayat 65-66 menerangkan tentang orang munafik yang mengolok-olok Allah, Rasul-Nya, dan ayat-ayat-Nya, serta akibat dari perbuatannya.
Berikut bacaan Surat At Taubah ayat 65-66 dalam Arab, latin, terjemahan, dan tafsirnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari laman Quran Hadits, diriwayatkan ayat ini turun ketika Rasulullah SAW sedang bersiap menghadapi Perang Tabuk. Kemudian sekelompok orang munafik memperolok ajaran Islam dan Rasulullah SAW sambil menertawakannya.
Ketika Rasulullah mendengarnya, mereka meminta maaf dan beralasan bahwa ujaran tersebut sekadar senda gurau. Kemudian turunlah ayat 65 sebagai larangan memperolok-olok Allah, Rasul, dan ajaran-Nya.
Selanjutnya, pada ayat 66 diterangkan bahwa akibat atau konsekuensi yang diterima oleh orang munafik yang memperolok adalah termasuk perbuatan kufur. Sebab hal demikian termasuk perbuatan yang melampaui batas dan tidak ada yang melakukannya kecuali orang-orang yang ingkar kepada Allah.
Syaikh Abdurrahman As-Sa'di mengatakan bahwa menjadikan agama sebagai candaan atau bahan olokan adalah perbuatan dosa besar karena sesungguhnya perbuatan itu telah menjadikannya kafir setelah beriman.
"Mengolok-olok dalam agama, ayat Al Quran, dan Rasul-Nya termasuk kekafiran yang bisa mengeluarkan dari Islam. Karena agama dibangun di atas pengagungan kepada Allah, agama, dan Rasul-Nya."
Berikut Surat At Taubah ayat 65-66 dalam teks Arab, latin, dan artinya.
(65)
وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اِنَّمَا كُنَّا نَخُوْضُ وَنَلْعَبُۗ قُلْ اَبِاللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ وَرَسُوْلِهٖ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ
Arab-latin: Wa la'in sa'altahum layaqūlunna innamā kunnā nakhūḍū wa nal'ab(u), qul abillāhi wa āyātihī wa rasūlihī kuntum tastahzi'ūn(a).
Artinya: Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, mereka pasti akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah, "Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
(66)
لَا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ ۗ اِنْ نَّعْفُ عَنْ طَاۤىِٕفَةٍ مِّنْكُمْ نُعَذِّبْ طَاۤىِٕفَةً ۢ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَ ࣖ
Arab-latin: Lā ta'tażirū qad kafartum ba'da īmānikum, in na'fu 'an ṭā'ifatim minkum nu'ażżib ṭā'ifatam bi'annahum kānū mujrimīn(a).
Artinya: Tidak perlu kamu membuat-buat alasan karena kamu telah kufur sesudah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berbuat dosa.
Berikut tafsir Surat At Taubah ayat 65-66 merujuk laman Quran Kemenag.
Turunnya ayat Surat At Taubah ayat 65 erat hubungannya dengan Perang Tabuk sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Munzir dari Qatadah, ketika Perang Tabuk Rasulullah melihat sekelompok manusia di hadapannya mengatakan, "Apakah laki-laki ini (Muhammad) mengharapkan akan memperoleh istana dan benteng di negeri Syam, tidak mungkin, tidak mungkin."
Allah memberitahukan kepada Nabi-Nya apa yang dibicarakan oleh kelompok manusia tersebut, maka Muhammad berkata, "Kamu telah berkata begini-begitu." Mereka menjawab, "Hai Nabi Allah, kami hanya bersenda-gurau dan main-main," maka turunlah ayat ini.
Ayat ini menggambarkan kepada Nabi Muhammad tentang tingkah laku orang-orang munafik manakala Nabi Muhammad bertanya kepada mereka tentang ucapan-ucapan mereka yang berupa tuduhan yang sengaja dilontarkan kepada Muhammad yang menyatakan bahwa Nabi itu mencari pengaruh, kekuasaan, dan kekayaan, niscaya mereka akan menjawab bahwa ucapan mereka hanya senda gurau belaka.
Mereka mengira bahwa Nabi Muhammad dapat memaafkan dan menerima dalih yang mereka kemukakan. Tetapi Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada kaum munafik bahwa tidak patut mereka mengejek Allah dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya.
Perbuatan demikian itu melampaui batas dan tidak ada yang melakukannya kecuali orang-orang yang ingkar kepada Allah.
Sementara ayat 66 menerangkan bahwa tak ada gunanya mereka meminta maaf dengan mengemukakan dalih seperti tersebut pada ayat 65 karena sesungguhnya orang-orang munafik itu telah menjadi kafir sesudah beriman, mereka mengejek Nabi dan memandang rendah beliau.
Sikap demikian itu terhadap Rasul menunjukkan kekosongan jiwa mereka dari keimanan. Mereka telah melakukan dosa yang sangat besar karena dengan sengaja menghina Nabi dan mengingkari Allah.
Namun sekiranya orang-orang munafik itu mau bertobat atas dorongan iman yang sesungguhnya, seperti Makhsyi bin Humair, tentulah Allah menerima taubatnya dan Allah tetap mengazab orang-orang munafik yang masih terus bergelimang dalam kemunafikan.
Demikian Surat At Taubah ayat 65-66. Sebagai seorang muslim hendaknya kita selalu menjaga sikap serta perkataan dari ujaran-ujaran yang merendahkan bahkan menghina agama.
(fef)