5 Tujuan Perayaan Idul Adha dalam Ajaran Islam

CNN Indonesia
Minggu, 16 Jun 2024 07:00 WIB
Ilustrasi. Tujuan perayaan Idul Adha meliputi dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan. Berikut tujuan dilaksanakan Idul Adha 10 Zulhijah. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang Muslim baiknya memahami tujuan perayaan Idul Adha. Dengan begitu, momen istimewa ini dapat dijalani dengan baik sebagai sarana memperdalam keimanan, bukan sekedar tradisi atau keriaan semata.

Idul Adha dikenal pula sebagai Hari Raya Haji karena bertepatan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci Mekah. Untuk memahami makna hari raya ini, berikut penjelasannya, seperti dirangkum dari berbagai sumber.


Apa itu Idul Adha?

Dikutip dari Buku Pintar Khatib dan Khotbah Jumat oleh Arif Yosodipuro, Idul Adha secara harfiah dikenal sebagai hari raya haji, hari raya kurban, Lebaran haji, atau idul kurban. Momen ini jatuh pada tanggal 10 Zulhijah dalam kalender Hijriah setiap tahunnya.

Untuk merayakannya, umat Islam disunahkan melakukan ibadah kurban atau bakti udhiyyah, yaitu dengan menyembelih hewan ternak. Aktivitas ini disebut kurban karena merupakan wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Kata kurban (qurban) merupakan isim masdar, yakni kata benda bentukan (artinya pendekatan) dari akar kata qaruba yang berarti mendekat.

Sederhananya, seseorang harus rela mengorbankan harta yang dimiliki sebagai bentuk pendekatan atau ketaatan kepada Allah Swt.

Pengorbanan ini direpresentasikan dengan menyembelih binatang udhiyyah atau binatang kurban. Contohnya seperti kambing, sapi, unta dan lainnya.

Binatang-binatang tersebut pun harus memenuhi empat syarat, yakni tidak rusak matanya, sakit, pincang, atau pun berbadan kurus.


Tujuan perayaan Idul Adha

Setidaknya terdapat beberapa tujuan dari perayaan Idul Adha bagi umat Islam. Tujuan ini mencakup dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan. Berikut tujuan Idul Adha.

1. Memperingati peristiwa kurban

Perintah untuk menjalankan ibadah kurban pertama kali turun kepada Nabi Ibrahim As sebagai ujian ketakwaan dan bentuk keikhlasan beliau kepada Allah Swt.

Alkisah, Nabi Ibrahim bermimpi diperintahkan untuk menyembelih putranya tercinta, Ismail. Meski berat, Nabi Ibrahim memantapkan hatinya untuk melaksanakan perintah tersebut.

Sang anak pun setuju untuk mengorbankan dirinya sebagai wujud keteguhan iman. Namun, saat pisau hendak dihujamkan, Allah Swt mengganti Ismail dengan seekor domba jantan.

Peristiwa inilah yang menjadi dasar pelaksanaan ibadah kurban sampai sekarang, yakni sebagai bentuk pengingat akan ketaatan dan keikhlasan seorang hamba kepada Allah Swt.


2. Merayakan selesainya ibadah Haji

Tujuan perayaan Idul Adha berikutnya adalah untuk merayakan usainya rangkaian ibadah haji di tahun tersebut.

Dikutip dari laman NU Online, mulanya Idul Adha dirayakan oleh kaum Muslimin yang selesai melaksanakan ibadah haji. Kemudian di hari itu, jemaah haji disunnahkan menyembelih hewan kurban untuk dibagikan kepada para fakir miskin, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah.

Umat Islam yang menunaikan haji diwajibkan untuk melakukan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah. Sementara Hari Raya Idul Adha jatuh pada 10 Zulhijah. Oleh karena itu, bisa dibilang Idul Adha menjadi penanda berakhirnya rangkaian ibadah haji di tahun tersebut.


3. Menumbuhkan sifat dermawan

Pada waktu Idul Adha, umat Islam yang mampu secara ekonomi diperintahkan untuk mengurbankan hewan kurban seperti kambing, domba, atau sapi.

Daging dari hewan kurban yang telah disembelih biasanya akan dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan orang di sekitarnya.

Pembagian ini merupakan salah satu esensi utama dalam perayaan Idul Adha untuk menumbuhkan sifat dermawan dan mau berkorban demi kesejahteraan orang lain.

Lalu, dengan berbagi kepada orang sekitar, umat Islam diingatkan untuk selalu bersyukur atas rezeki dan kesehatan yang mereka miliki.

Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah Surat Al Hajj Ayat 28.

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَۖ ۝٢٨

Arab-latin: liyasy-hadû manâfi'a lahum wa yadzkurusmallâhi fî ayyâmim ma'lûmâtin 'alâ mâ razaqahum mim bahîmatil-an'âm, fa kulû min-hâ wa ath'imul-bâ'isal-faqîr

Artinya: (Mereka berdatangan) supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagian darinya dan (sebagian lainnya) berilah makan orang yang sengsara lagi fakir.


4. Mengurangi kesenjangan sosial

Ibadah kurban merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan sosial yang ada dalam masyarakat. Sebab, daging adalah makanan 'mewah' yang jarang dikonsumsi oleh keluarga miskin.

Dengan mendapat daging kurban, mereka berkesempatan untuk menikmati makanan yang sulit dinikmati sehari-hari.


5. Memperkuat kebersamaan dan solidaritas

Perayaan Idul Adha melibatkan banyak aktivitas bergotong royong, mulai dari proses penyembelihan hingga pembagian daging kurban. Hal ini dapat menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antarsesama muslim.

Itulah penjelasan mengenai tujuan perayaan Idul Adha bagi umat Islam. Semoga kamu dapat menjadikannya motivasi untuk menjalankan ibadah kurban dengan lebih ikhlas.

(han/fef)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK