Tata ruang kota dapat mengadopsi berbagai teori-teori pembangunan wilayah. Salah satu teori yang dapat digunakan untuk menentukannya adalah teori inti ganda.
Selain itu, ada juga teori konsentris, teori sektor, dan teori tempat sentral. Tiap teori berdasar pada pertimbangan penempatan lokasi pada suatu wilayah yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada teori inti ganda, ruang kota tidak ada urutan-urutan yang teratur. Kondisi ini menyebabkan adanya beberapa inti kota dalam suatu wilayah perkotaan.
Dikutip dari Modul Geografi Kelas XII KD 3.2 dan 4.2 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, teori inti ganda dikemukakan pertama kali oleh Harris dan Ullman (1945) yang berpendapat bahwa kota kerap memiliki beberapa inti dan sering kali terletak di pusat-pusat kegiatan lain.
Mereka beranggapan bahwa struktur ruang kota tidak tumbuh dalam ekspresi keruangan yang hanya ada satu pusat kegiatan. Namun, terbentuk secara terus-menerus sehingga pusat kegiatan baru terpisah.
Pada teori inti ganda, struktur ruang kota tidak ada urutan-urutan yang teratur, hal ini berbeda dengan teori konsentris yang tertata rapi.
Kondisi ini menyebabkan terdapat beberapa inti kota dalam suatu wilayah perkotaan, misalnya kompleks pemerintahan, pelabuhan, kompleks kegiatan ekonomi (pasar dan mal), dan lainnya.
Untuk lebih memahaminya, simak struktur ruang kota menurut teori inti ganda berikut ini.
Teori inti ganda yang dikemukakan oleh Harris dan Ulman dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, sebagai berikut dikutip dari Buku Geografi: Membuka Cakrawala.
Itulah penjelasan mengenai teori inti ganda, struktur, dan tata ruangnya yang dapat dipelajari. Teori inti ganda adalah teori yang menegaskan bahwa kota kerap memiliki beberapa inti dan sering kali terletak di pusat-pusat kegiatan lain.
Tata ruang kota dalam teori inti ganda dikelompokkan menjadi empat bagian yakni inti kota, selaput inti kota, kota satelit, dan suburban. Selamat belajar!
(juh)