Jumat Agung dan Paskah merupakan peringatan penting bagi umat Kristiani. Perbedaan Jumat Agung dan Paskah terletak pada peristiwa dan maknanya.
Tahun ini, Jumat Agung berlangsung pada Jumat (18/4) dan Paskah dirayakan pada Minggu (20/4). Jumat Agung dirayakan dengan suasana berkabung, sedangkan Paskah justru dirayakan dengan sukacita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk umat Kristiani, perbedaan Jumat Agung dan Paskah menjadi teladan mereka untuk menjalankan ajaran Yesus Kristus. Mengutip Buku Natal dan Paskah oleh CH Suryanugraha, OSC, berikut perbedaan kedua peristiwa tersebut.
Jumat Agung adalah hari untuk memperingati penyaliban dan kematian Yesus Kristus. Peristiwa ini terjadi pada hari Jumat sebelum Minggu Paskah menurut tradisi Kristen.
Yesus ditangkap setelah Perjamuan Terakhir bersama para murid-Nya pada Kamis malam, kemudian dibawa ke hadapan Imam Besar Kayafas karena dituduh telah menghujat Allah. Seketika khalayak berteriak bahwa ia harus dihukum mati.
Hukuman mati hanya berhak dilakukan oleh pemerintah Romawi sehingga ia dibawa ke hadapan Pontius Pilatus. Bukannya bebas, Yesus malah diserahkan untuk disalib sedangkan Barabas, seorang penjahat, malah dilepaskan.
Perjalanan panjang, berat dan menyakitkan pun dimulai. Yesus menapaki via dolorosa sambil memanggul sendiri salib-Nya hingga ke puncak Golgota. Dalam perayaan Jumat Agung, tiba saat Yesus wafat, umat berlutut dalam hening.
St. Paulus dalam pengakuan imannya menyatakan: "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai Kitab Suci (1 Kor 15:3)," kata Romo Yosep Lalu, rohaniwan Katolik sekaligus penulis, mengutip laman Komkat KWI.
Perayaan Jumat Agung tidak dapat dipisahkan dari bagian perayaan Paskah yang diadakan sebagai bentuk peringatan akan penderitaan Yesus Kristus di atas kayu salib dan
bangkit untuk membebaskan manusia dari dosa yang telah mengikat.
Dalam Alkitab Perjanjian Lama, Paskah menjadi penanda Tuhan telah melewati rumah-rumah Israel di Mesir. Dalam Alkitab Perjanjian Baru, Paskah menunjukkan pengorbanan Yesus disalib lalu dibangkitkan hari ketiga setelahnya.
Umat Kristiani merayakan Jumat Agung sebagai hari kesedihan dan penebusan dosa umat manusia yang dilakukan oleh Yesus Kristus.
Makna perayaan Jumat Agung atau Sengsara Tuhan adalah "Kristus Anak Domba Paskah kita dikurbankan".
Artinya, apa yang telah lama dijanjikan dalam tanda dan rupa akhirnya dinyatakan dan dibawa kepada pemenuhannya. Yesus sebagai Anak Domba sejati menggantikan Anak Domba simbolis.
Pada Jumat Agung ini, gereja merenungkan kesengsaraan Kristus, menghormati salib, merenungkan asal-usulnya, yakni dari lambung Kristus yang tergantung di kayu salib. Serta mendoakan keselamatan seluruh dunia dengan semangat penuh syukur atas karya-karya-Nya yang mengagumkan.
Umat Kristiani merayakan Hari Paskah dengan penuh ungkapan syukur dan sukacita. Alasannya, Paskah menganugerahkan optimism baru serta kehidupan yang lebih prospektif.
Dalam perspektif teologis, perayaan Paskah merupakan peringatan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Hal tersebut merupakan dasar dari seluruh konstruksi kekristenan.
Kebangkitan Kristus sebagai wujud kasih Allah kepada manusia yang mengakhiri kuasa kematian. Juga menggantikannya dengan kuasa kehidupan.
Dalam Injil Yohanes, peristiwa itu diungkapkan dengan menegaskan kata-kata Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." (Yoh. 11:25).
Lihat Juga : |
Struktur utama liturgi Jumat Agung terbangun di atas empat hal utama, yaitu:
Mengutip Buku Panduan Liturgi Hari Minggu dan Hari Raya Tahun A oleh Ernest Mariyanto, Paskah merupakan perayaan puncak tahun liturgi karena hari tersebut terpenuhi segala harapan manusia dan umat merayakan misteri iman yang terbesar yakni misteri Paskah.
Minggu Paskah juga memungkinkan untuk memasukkan unsur terpenting dalam Vigili Paskah yaitu:
Adapun susunan liturgi Minggu Paskah:
Demikian perbedaan Jumat Agung dan Paskah. Semoga berkat Tuhan selalu beserta kita.
(glo/fef)