Pantun nasihat merupakan jenis pantun yang mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh pantun nasihat 2 dan 4 baris tentang agama hingga pendidikan yang dapat dipelajari.
Pantun sendiri adalah puisi lama khas Indonesia-Melayu yang tiap baitnya memiliki empat baris dengan pola sajak a-b-a-b, seperti dikutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Puisi Rakyat oleh Sri Khairani Lubis, Supriadin, dan Rafika Rahmaini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui pantun, seseorang memiliki gayanya sendiri dalam menyampaikan pesan dan nasihat sekaligus untuk menghibur orang lain menggunakan permainan kata.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut contoh pantun nasihat 2 dan 4 baris tentang agama dan pendidikan.
Berikut pantun nasihat dua baris tentang agama dan pendidikan:
Pantun 1
Berpuasa di bulan Ramadan,
Tingkatkan iman dan ketakwaan.
Pantun 2
Berdiskusi di ruang kelas,
Jangan malu bertanya pada guru.
Pantun 3
Buah mangga manis rasanya,
Jadilah orang yang berguna.
Pantun 4
Buah nanas rasanya asam,
Hadapi masalah dengan senyuman.
Pantun 5
Pohon rambutan berbuah lebat,
Jalani hidup penuh manfaat.
Pantun 6
Belajar bahasa asing setiap hari,
Kuasai ilmu dari berbagai negeri.
Pantun 7
Menulis cerita pendek,
Teruslah berkarya dan berkreasi.
Pantun 8
Bunga mawar merah merona,
Selalu bersyukur atas nikmat-Nya.
Pantun 9
Menjaga lisan dari dusta,
Berkata jujur dapat pahala.
Pantun 10
Berdebat dalam lomba pidato,
Asah kemampuan berbicara di depan umum.
Pantun 11
Membaca Al Quran setiap hari,
Amalkan ajaran agama dalam hati.
Pantun 12
Memetik jambu di kebun belakang,
Berbuat baik jangan mengharap imbalan.
Pantun 13
Tidur cukup delapan jam,
Bangun pagi badan segar.
Pantun 14
Makan durian di atas perahu
Hidup sekali berartilah.
Pantun 15
Menghafal rumus matematika,
Belajar tekun raih masa depan cerah.
Pantun 16
Minum air putih yang cukup,
Tubuh terhidrasi kulit cerah.
Pantun 17
Memetik bunga di pagi hari,
Jangan sia-siakan waktu yang tersisa.
Pantun 18
Bersedekah kepada fakir miskin,
Berbagi rezeki dapat berkah.
Pantun 19
Pohon kelapa tumbuh menjulang,
Tetap semangat walau rintangan menghadang.
Pantun 20
Menjauhi perbuatan maksiat,
Hidup selamat dunia akhirat.
Pantun 21
Mengerjakan PR sampai larut,
Disiplin kunci meraih prestasi.
Pantun 22
Menggambar pemandangan di kanvas,
Asah terus bakat dan potensi.
Pantun 23
Membaca buku sejarah,
Belajar dari masa lalu untuk masa depan.
Pantun 24
Bunga melati harum semerbak,
Berbuat baik jangan mengeluh.
Pantun 25
Bersyukur atas nikmat-Nya,
Rezeki bertambah berkah melimpah.
Pantun 26
Belajar mengaji di surau,
Menuntut ilmu jangan malu.
Pantun 27
Pergi memancing di sungai,
Jangan lupa berbagi rezeki.
Pantun 28
Makan sate bumbu kacang,
Jangan mudah menyerah dan putus asa.
Pantun 29
Pergi ke pasar membeli duku,
Jangan lupa bersyukur selalu.
Pantun 30
Cuci tangan pakai sabun,
Cegah penyakit dengan kebersihan.
Pantun 31
Menuntut ilmu agama,
Bekal hidup dunia akhirat.
Pantun 32
Berzikir setiap waktu,
Ingat Allah dalam setiap langkah.
Pantun 33
Membaca puisi dengan lantang,
Terus belajar walau tertatih-tatih.
Pantun 34
Sholat berjamaah di masjid,
Rajin beribadah dapat pahala.
Pantun 35
Burung merpati terbang tinggi,
Teruslah berjuang raih mimpi.
Pantun 36
Berdoa setiap saat,
Mohon petunjuk pada Yang Kuasa.
Pantun 37
Memaafkan kesalahan orang lain,
Hati lapang hidup tenang.
Pantun 38
Membaca buku di perpustakaan,
Rajin belajar kunci kesuksesan.
Pantun 39
Olahraga setiap pagi,
Badan bugar terhindar penyakit.
Pantun 40
Menulis indah di atas kertas,
Gapai cita-cita setinggi langit.
Pantun 41
Pohon cemara rimbun daunnya,
Hidup sederhana lebih bermakna.
Pantun 42
Berhitung cepat tanpa kalkulator,
Jadilah murid yang rajin dan pintar.
Pantun 43
Berbakti kepada orang tua,
Kunci masuk surga-Nya.
Pantun 44
Burung camar terbang di pantai,
Jadilah pribadi yang rendah hati.
Pantun 45
Menghormati perbedaan agama,
Hidup rukun dalam keberagaman.
Pantun 46
Membaca koran tiap pagi,
Perbanyak ilmu dan wawasan diri.
Pantun 47
Bersabar dalam ujian,
Allah bersama orang yang sabar.
Pantun 48
Makan sayur dan buah segar,
Tubuh sehat pikiran cerah.
Pantun 49
Menolong sesama tanpa pamrih,
Amal jariyah tak putus pahalanya.
Pantun 50
Bereksperimen di laboratorium,
Jangan takut gagal dalam belajar.
Berikut pantun nasihat empat baris tentang agama dan pendidikan:
Pantun 51
Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat
Pantun 52
Baik berburu ke sebarang,
Rusa banyak di dalam rimba.
Baik berguru kita sembahyang,
Dosa banyak dalam dunia.
Pantun 53
Pohon di kebun habis berbuah,
Disambut masak buah rumbiga.
Mohon ampun dosa yang sudah,
Hendak masuk dalam surga.
Pantun 54
Asam kandis asam gelugur,
Ketika asam riang-riang.
Menangis di pintu kubur,
Teringat badan tidak sembahyang.
Pantun 55
Banyak bulan perkara bulan,
Tidak semulia bulan puasa.
Banyak Tuhan perkara Tuhan,
Tidak semulia Tuhan Yang Esa.
Pantun 56
Dapat anak laki-laki,
Suruh sembahyang suruh mengaji.
Hati-hati mencari rezeki,
Lebih rezeki untuk pergi haji.
Pantun 57
Kalau tuan ke Batu Layang,
Di situ tempat bermain bola.
Kalau tuan suka sembahyang,
Di situ tempat mengurang dosa.
Pantun 58
Ambil galah jolokkan jantung,
Wak Haji duduk menyurat.
Kepada Allah kita bergantung,
Kepada nabi kita berselawat.
Pantun 59
Kalau bapak membuat saji,
Batang kelopak merekah-rekah.
Kalau sudah pergi haji,
Jangan lupa mengeluarkan sedekah.
Pantun 60
Anak ayam turun sepuluh,
Mati seekor tinggal sembilan.
Bangun pagi sembahyang subuh,
Minta ampun kepada Tuhan.
Pantun 61
Bunga kenanga di atas kubur,
Pucuk sari pandan Jawa.
Apa guna sombong dan takabur,
Rusak hati badan binasa.
Pantun 62
Memerintah kota dan negeri,
Pagi dan petang berbunyi nobat.
Hendaklah kita ingatkan diri,
Pagi dan petang hendaklah bertobat.
Pantun 63
Disembahkan kepada bendahara,
Bendahara datuk seri paduka.
Tubuh pun lepas dari sengsara,
Sengsara masuk dalam neraka.
Pantun 64
Kemumu di dalam semak,
Jatuh melayang selaranya.
Meski ilmu setinggi tegak,
Tidak sembahyang apa gunanya.
Pantun 65
Akan pembelah buah duku,
Duku dibelah jadi kepayang.
Kepada Allah berlindung aku,
Baik berguru kita sembahyang.
Pantun 66
Banyaklah masa antara masa,
Tidak seelok masa bersuka.
Meninggalkan sembahyang jadi biasa,
Tidakkah takut api neraka.
Pantun 67
Kalau sudah duduk berdamai
Jangan lagi diajak perang
Kalau sunah sudah dipakai
Jangan lagi dibuang-buang
Pantun 68
Malaka berkota batu,
Pasang gereja di atas bukit.
Mengaji Quran biarlah tentu,
Pahala besar bukan sedikit.
Pantun 69
Malam ini malam Jumat,
Malam esok malam Sabtu.
Karena Nabi kasihkan umat,
Islam kita menjadi satu.
Pantun 70
Buah sukun buah bidara,
Cik Minut jatuh tenggelam.
Rukun Islam lima perkara,
Itulah penganut orang Islam.
Pantun 71
Pergi kemah membawa tikar,
Supaya badan tidak tergores.
Belajar bukan masalah gelar,
Supaya anak dapat memaknai proses.
Pantun 72
Semangka jatuh pecah terbelah,
Merah bersinar terkena matahari.
Jika malas untuk belajar ke sekolah,
Pasti menyesal di kemudian hari.
Pantun 73
Mencari ikan di dekat rawa,
Berhati-hati awas celaka.
Hormatlah kepada orang tua,
Supaya tidak jadi anak durhaka.
Pantun 74
Pergi bermain bersama Agung,
Tak lupa makan bersamanya.
Jika nanti dirimu bingung,
Cepat bertanya kepada ahlinya.
Pantun 75
Terbentang luas samudra dan lautan,
Inginku datang dan selami.
Kamu punya banyak wawasan,
Harus diasah dan didalami.
Pantun 76
Begitu indah komidi putar,
Sedang dinaiki Lisa dan Rica.
Punya impian jadi anak pintar,
Rajin belajar dan membaca.
Pantun 77
Kakak sedang mencari kamu,
Untuk disuruh beli bahan berkhasiat.
Jangan putus semangat dalam mencari ilmu,
Supaya hidupmu dapat bermanfaat.
Pantun 78
Tuah guru sungguh mulia,
Mengajar anak yang tidak bisa.
Lalu menjadi orang berguna,
Bagi masyarakat, nusa, dan bangsa.
Pantun 79
Kuda berjalan datang kemari,
Datangnya dari semak-semak.
Mengamalkan ilmu setiap hari,
Supaya bermanfaat untuk anak-anak.
Pantun 80
Tumbuh ubi ke atas menjalar,
Dilewati seekor tupai.
Rajin-rajinlah saat belajar,
Supaya cita-cita tercapai.
Pantun 81
Rajawali burung raksasa,
Terbang tinggi mengincar mangsa.
Orang kikir sempit wawasan,
Tak segan makan walaupun kawan.
Pantun 82
Ayah pegang pisau untuk diasah,
Lalu daging akan dicacah.
Belajar tanpa mengenal lelah,
Supaya dapat manfaat dan faedah.
Pantun 83
Anak ayam turun sembilan,
Mati satu tinggal delapan.
Ilmu boleh sedikit ketinggalan,
Tapi jangan sampai putus harapan.
Pantun 84
Ibu guru sedang mengajar,
Mengingatkan anak membawa bekal.
Meraih impian dengan belajar,
Ilmu didapat dengan kekal.
Pantun 85
Jalan berlumpur dan kumuh,
Aku melihatnya sungguh terpaku.
Walau seragam sekolah telah lusuh,
Ilmu kudapatkan dari sekolahku.
Pantun 86
Pergi ke pasar dekat Cibodas,
Hati-hati banyak barang palsu.
Tidak berguna jika kamu cerdas,
Jika ditanya selalu membisu.
Pantun 87
Pak guru memiliki jakun,
Suka duduk di bawah tanpa alas.
Belajar di sekolah dengan tekun,
Supaya bisa naik kelas.
Pantun 88
Beti minum karena haus,
Ditanya kakak jawabnya berbelit-belit.
Jika belajar tidak serius,
Ilmu yang didapat semakin sulit.
Pantun 89
Keluar kelas pergi ke kantor,
Mengambil minum dan juga buku.
Jangan dibawa hati yang kotor,
Ketika hendak mengajar ilmu.
Pantun 90
Kalau mengajar darinya hati,
Lelah terasa tidak berarti.
Berkali-kali diulang lagi,
Sampai akhirnya anak mengerti.
Pantun 91
Hati-hati menyeberang,
Jangan sampai titian patah,
Hati-hati di rantau orang,
Jangan sampai berbuat salah.
Pantun 92
Dalam semak ada duri,
Ayam kuning buat sarang,
Orang tamak selalu rugi,
Macam anjing dengan bayang.
Pantun 93
Jalan-jalan ke kota Blitar,
Jangan lupa beli sukun,
Jika kamu ingin pintar,
Belajarlah dengan tekun.
Pantun 94
Di tepi kali saya menyinggah,
Menghilang penat menahan jerat,
Orang tua jangan disanggah,
Agar selamat dunia akhirat.
Pantun 95
Naik pesawat ke Pakistan,
Sampainya pasti cepat,
Belajarlah dari kesalahan,
Kelak kebahagiaan akan di dapat.
Pantun 96
Tumbuh merata pohon tebu,
Pergi ke pasar membeli daging,
Banyak harta miskin ilmu,
Bagai rumah tidak berdinding.
Pantun 97
Jalan kelam disangka terang,
Hati kelam disangka suci,
Akal pendek banyak dipandang,
Janganlah hati kita dikunci.
Pantun 98
Ilmu insan setitik embun,
Tiada umat sepandai nabi,
Kala nyawa tinggal di ubun,
Turutlah ilmu insan nan mati.
Pantun 99
Pisang emas dibawa berlayar,
Masak sebiji di atas peti,
Utang emas boleh dibayar,
Utang budi dibawa mati.
Pantun 100
Ada ubi ada talas,
Ada budi ada balas,
Sebab pulut santan binasa,
Sebab mulut badan merana.
Itulah ragam pantun nasihat yang bisa kamu pelajari. Semoga bermanfaat!
(gas/juh)