Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) identik dengan aneka perlombaan, seperti balap karung, panjat pinang, atau makan kerupuk.
Namun, tidak ada salahnya panitia acara mencoba rekomendasi lomba 17-an anti mainstream untuk membuat Hari Kemerdekaan jadi terasa lebih berkesan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mencoba ide lomba yang tidak biasa bukan hanya menambah keseruan, tapi juga memberi tantangan baru bagi peserta.
Dengan begitu, perayaan kemerdekaan akan terasa lebih berkesan, meriah, dan meninggalkan cerita seru yang akan dibicarakan hingga tahun depan.
Berikut ini beberapa rekomendasi lomba 17-an anti mainstream untuk rayakan Hari Kemerdekaan yang bisa dicoba.
Lomba ini adalah menciptakan busana bertema merah putih dari bahan-bahan sederhana seperti kardus, kantong plastik, kain perca, hingga botol bekas.
Berikan waktu yang terbatas, misalnya hanya 15-20 menit sehingga peserta harus berpikir cepat dan kreatif.
Setelah selesai, peserta memamerkan hasil karyanya di "catwalk" mini, diiringi sorakan penonton. Selain menambah hiburan, lomba ini juga memberi pesan tentang pentingnya mendaur ulang dan memanfaatkan barang bekas.
Sekilas terlihat mudah, tetapi memindahkan air dari satu ember ke ember lain hanya dengan spons ternyata penuh kejutan. Spons yang cepat kehilangan air membuat peserta harus berlari, memeras, lalu kembali lagi dengan ritme yang tepat.
Koordinasi antaranggota tim menjadi kunci, dan sering kali kekompakan itu baru terbentuk setelah beberapa kali mencoba. Setiap percikan air yang jatuh di tengah jalan seakan jadi hiburan tambahan bagi penonton.
Lomba teka-teki sejarah Indonesia adalah lomba yang memadukan hiburan dengan edukasi. Sorakan penonton sering kali menambah tekanan, membuat suasana menjadi tegang sekaligus lucu.
Tiap tim mendapat kartu berisi pertanyaan tentang sejarah kemerdekaan, pahlawan nasional, hingga lagu perjuangan. Ada yang langsung menjawab mantap, ada pula yang berdebat cepat sebelum waktu habis.
Di akhir lomba, penonton pun tanpa sadar ikut belajar dan mengingat kembali sejarah bangsa.
Dengan mata tertutup rapat, peserta harus menebak makanan tradisional hanya dari rasa dan aromanya.
Mulai dari klepon yang manis legit hingga lemper dengan aroma daun pisang yang khas, setiap suapan membawa rasa penasaran.
Setiap jawaban benar mendapat poin, sedangkan jawaban salah tidak mendapat nilai. Setelah semua makanan dicicipi, peserta dengan poin terbanyak dinyatakan sebagai pemenang.
Jika bosan dengan lomba makan kerupuk biasa, coba buat lomba Menyusun menara dari kerupuk. Sediakan kerupuk dalam jumlah dan ukuran yang sama untuk setiap peserta.
Peserta harus menyusun kerupuk secara vertikal setinggi mungkin tanpa bantuan lem, tusuk sate, atau penopang lain. Jika menara roboh sebelum waktu berakhir, peserta harus menyusunnya kembali dari awal.
Pada akhir waktu yang ditentukan, tinggi tumpukan diukur, dan peserta dengan menara tertinggi yang masih berdiri dinyatakan sebagai pemenang.
Agar lomba balap terasa lebih seru, coba ubah sedikit konsepnya menjadi lomba lari dengan sarung berpasangan.
Minta peserta memasukkan kaki mereka ke dalam satu sarung besar sehingga keduanya harus bergerak dengan langkah yang sama.
Lomba dimulai dari garis start menuju garis finish dengan jarak yang sudah ditentukan. Jika salah satu peserta terjatuh atau keluar dari sarung, mereka wajib berhenti dan memperbaiki posisi sebelum melanjutkan lomba.
Tim pertama yang mencapai garis finish tanpa melanggar aturan menjadi pemenang.
Rekomendasi lomba 17-an anti mainstream berikutnya adalah menangkap belut di lumpur. Isi kolam kecil dengan lumpur dan beberapa ekor belut dengan jumlah yang sama untuk setiap putaran.
Lalu, beri peserta waktu untuk masuk dan menangkap belut dengan rentang waktu tertentu.
Setiap belut yang berhasil ditangkap harus dimasukkan ke wadah yang disediakan di tepi kolam. Peserta yang berhasil mengumpulkan belut terbanyak di akhir waktu menjadi pemenang.
Kamu juga bisa merancang lomba karaoke, tetapi dengan aransemen yang sedikit berbeda, misalnya seperti versi dangdut, reggae, rock, atau tempo lambat.
Agar adil, minta peserta mengambil undian berisi lagu dan aransemen yang harus dibawakan. Selama tampil, peserta wajib menyanyikan lirik sesuai aslinya sambil mengikuti irama musik yang diberikan.
Penilaian bisa mencakup ketepatan nada, kemampuan mengikuti tempo, dan kesesuaian pembawaan dengan irama lagu.
Balap karung merupakan lomba yang cocok untuk semua usia. Agar makin seru dan juga sebagai perlindungan diri, peserta bisa menggunakan helm.
Itulah sejumlah rekomendasi lomba 17-an anti mainstream yang bisa kamu coba sebagai panitia untuk merayakan Hari Kemerdekaan. Semoga bermanfaat.
(han/juh)