10 Contoh Puisi Pahlawan, Cocok Ditampilkan di Pentas Seni dan Lomba

CNN Indonesia
Jumat, 15 Agu 2025 07:30 WIB
Berikut beberapa contoh puisi pahlawan yang bisa ditampilkan di panggung pentas seni maupun perlombaan seperti HUT RI.
Ilustrasi. Berikut beberapa contoh puisi pahlawan yang bisa ditampilkan di panggung pentas seni maupun perlombaan seperti HUT RI. (annazuc/Pixabay)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, berbagai cara bisa dilakukan untuk mengenang jasa dan perjuangan para pahlawan, salah satunya dengan membaca atau menampilkan puisi pahlawan.

Puisi pahlawan adalah puisi yang berisi tentang perjuangan dan pengorbanan pahlawan. Puisi ini tidak hanya tentang merangkai kata, tapi melalui bait-bait puisinya kita bisa mengingat pengorbanan para pahlawan sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tak heran jika lomba menulis dan baca puisi bertema pahlawan kerap kali digelar di sekolah atau lingkungan umum. Ini menjadi cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme di tengah masyarakat.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa contoh puisi pahlawan yang bisa dijadikan referensi. Puisi-puisi ini dapat ditampilkan di panggung pentas seni maupun perlombaan seperti HUT RI.

1. Karawang-Bekasi

Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang-kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi


2. Pahlawan Tak Dikenal

Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujanpun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda.


3. Diponegoro

Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati

Maju

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati

Maju

Bagimu negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju.

Serbu.

Serang.

Terjang.


4. Panglima Besar Jenderal Sudirman

Karya: Sides Sudyarto D. S.

Panglima Besar Sudirman
Ketika kau angkat senjata semua pemuda Indonesia siaga
Ikut bersamamu menyandang senapan
Mengawal Revolusi 17 Agustus 1945

Jenderal yang perwira
Ketika kau mengembara bergerilya
Segenap putra-putri Indonesia terpanggil
Untuk mengantarmu maju ke medan laga
Mengobarkan api perjuangan, merebut kemerdekaan

Sudirman pahlawan agung
Dengan paru-paru sebelah kau atur komando
Perjuangan nasional semesta Nusantara
Dari atas tandu tergolek badanmu
Mengatur siasat ke segala penjuru
Demi kebebasan tanah air nan satu

Panglima Revolusi nan utama
Seluruh Rakyat Indonesia bernaung
Di bawah bayanganmu setia sepenuh hati dan jiwa
Meneruskan tekad juangmu
Mengawal Revolusi Pancasila
Hingga akhir dunia


5. Prajurit Jaga Malam

Karya: Chairil Anwar

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya

Kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam

Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu...
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!


6. Dongeng Pahlawan

Karya: W.S Rendra

Pahlawan telah berperang dengan panji-panji
berkuda terbang dan menangkan putri.
Pahlawan kita adalah lembu jantan
melindungi padang dan kau perempuan.
Pahlawan melangkah dengan baju-baju sutra.

Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba.
Adikku lanang, senyumlah bila bangun pagi-pagi
karena pahlawan telah berkunjung di tiap hari.


7. Keteguhan Sang Garuda

Karya: Chairil Anwar

Kau terlahir dari sebuah gagasan
Prinsip yang telah menjadikanmu sebagai lambang
Bersumber dari perjuangan seluruh rakyat
Berembuskan napas kemerdekaan

Di tubuhmu terukir simbol yang penuh makna
Terdiri atas banyaknya harapan
Tersisip akan impian
Hingga menjadikanmu gagah dan mulia

Sorot pandangmu yang tajam
Tubuh yang tegap dan tegar
Mencerminkan rakyat negerimu
Serta kuatnya semangat yang menopangnya


8. Perjuangan, Indonesia Merdeka!

Karya: Siti Nur Halimah

Dia tidak menginginkan harta
Dia dikenal bukan ingin dipuja
Dia yang jasanya sangat berharga
Dialah para pahlawan bangsa
Abdi pada negeri
Mengorbankan jiwa dan raga
Tanpa lelah melawan dan mengusir para penjajah
Untuk apa?
Indonesia merdeka!
Terbebas dari belenggu dunia
Untuk apalagi?
Untuk kita!
Generasi selanjutnya
Melanjutkan cita-cita bangsa
Terimakasih untukmu para pahlawan
Jasamu selalu dikenang
Takkan luput dan hilang oleh waktu
Sejarahmu diingat selalu
Takkan dilupa karena kau sangat berharga
Kemerdekaan adalah hasilnya


9. Atas Kemerdekaan

Karya: Sapardi Djoko Damono

Kita berkata: jadilah
dan kemerdekaan pun jadilah bagai laut
di atasnya: langit dan badai tak henti-henti
di tepinya cakrawala

Terjerat juga akhirnya
kita, kemudian adalah sibuk
mengusut rahasia angka-angka
sebelum hari yang ketujuh tiba

Sebelum kita ciptakan pula Firdaus
dari segenap mimpi kita
sementara seekor ular melilit pohon itu
inilah kemerdekaan itu, nikmatkanlah

10. Perjuangan Para Pahlawan untuk Indonesia

Karya: Suyono

Untukmu pahlawanku
Tanpamu kami tak mampu seperti sekarang
Keberanianmu menerjang penjajah
Dalam darahmu mengalir semangat juang
Keberanian menjadi kekuatan untuk menerobos gerbang penjajah

Genangan darah sebagai bukti kesetiaanmu
Tulang-tulang yang remuk terhampar bak mutiara
Sebagai tanda kesucianmu
Karena jasa dalam darahmu Indonesia mampu merdeka

Kucuran deras keringat membasahi seluruh tubuh
Kadang, jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Mengenang semua penderitaan dan perjuanganmu
Semua demi Indonesia, kau taruhkan nyawamu

Pahlawan kau genggam bambu runcing di tanganmu
Luka di tubuh, kau anggap hanya biasa
Di tengah teriknya sang matahari kau berperang demi negeri ini
Namun, di balik peperangan jasa dan semangatmu selalu ada

Itulah kumpulan puisi pahlawan yang bisa kamu tampilkan dalam berbagai acara maupun perlombaan. Semoga bermanfaat!

(mrs/fef)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER