Jakarta, CNN Indonesia -- PT Freeport Indonesia memulai ekspor perdana sore ini setelah hampir tujuh bulan tidak melakukan kegiatan tersebut. Cina menjadi negara tujuan pertama ekspor konsentrat sebanyak 10 ribu ton per hari.
Direktur Utama Freeport, Rozik Soetjipto mengatakan, meski molor dari rencana semula yang seharusnya dilakukan 6 Agustus kemarin, namun mereka optimistis sore atau paling lambat besok pagi sudah bisa memulai ekspor.
"Ada masalah teknis, cuaca dan waktu loading yang agak lama karena sifat konsentrat yang sudah sekian bulan juga mengeras dan sulit dalam loadingnya" jelas Rozik usai Halal Bihalal di Kementerian ESDM, Kamis (7/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekspor konsentrat terhenti pasca peraturan larangan ekspor pada Januari lalu, sehingga menekan laju pertumbuhan ekspor Indonesia yang hanya tumbuh 4 persen pada Juni 2014. Namun, perusahaan asal Amerika seperti Freeport dan Newmont masih bisa ekspor jika telah memenuhi persyaratan.
Freeport dinilai telah memenuhi kriteria untuk bisa ekspor konsentrat, di antaranya karena perusahaan tersebut membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri (smelter), membayar jaminan kesungguhan senilai 5% dari nilai investasi, dan telah menandatangani nota kesepahaman amendemen kontrak pertambangan.
Setelah ke Cina, Rozik mengaku, akan kembali ekspor ke Spanyol sebanyak 48 ribu ton pada pertengahan bulan ini. Operasional Freeport sudah kembali normal dengan dimulainya ekspor tersebut. Produksi konsentrat saat ini mencapai sekitar 220 ribu ton per hari.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, kesepakatan antara pemerintah dan Freeport Juli kemarin dapat membantu kinerja ekspor Indonesia, khususnya sektor mineral.
Ekspor konsentrat milik Freeport dan batu bara, menurut Bayu, diperkirakan memberikan kontribusi sekitar US$3,5 miliar-US$5 miliar, khususnya dari sisi nonmigas.
Kuota ekspor Freeport tahun ini mencapai 756.300 ton konsentrat dengan nilai US$1,56 miliar. Selain itu, sebanyak 523 ribu ton ditujukan bagi kebutuhan domestik melalui PT Smelting Gresik.