Jakarta, CNN Indonesia -- Bisnis waralaba atau franchise sedang marak-maraknya di Tanah Air. Tak cuma melulu soal makanan dan minuman, waralaba permainan anak-anak pun turut ambil bagian.
Perusahaan waralaba itu adalah KiddyHope, yaitu sebuah perusahaan penyedia permainan odong-odong. KiddyHope menawarkan dua opsi kemitraan bagi calon pewaralaba. Untuk opsi pertama, calon mitra dapat membeli odong-odong secara terpisah.
"Untuk beli putus,
maintenance menjadi tanggung jawab pembeli. Akan tetapi kalau mesinnya rusak, anda bisa membeli
sparepart kepada kami," ujar Sales Marketing KiddyHope Denny Setyawan di Jakarta, Ahad (13/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Opsi kedua yakni dengan waralaba. Dengan investasi sebesar Rp 30 juta untuk kontrak minimal tiga tahun, pewaralaba mendapatkan dua unit odong-odong yang boleh ditempatkan di lokasi manapun sesuai keinginan mereka. Apabila calon pewaralaba tidak memiliki lokasi, KiddyHope akan menyediakannya.
"Calon franchisee tidak repot. Kami akan mencarikan lokasi. Jadi tidak harus terpaku di satu tempat," ujar Denny menjelaskan.
Calon pewaralaba kemudian harus membayar biaya booking sebesar Rp 1 juta dan uang panjer sebesar 30 persen dari nilai investasi. Denny menyebutkan jenis waralaba ini sering dipilih oleh bisnis minimarket seperti Alfamart dan Indomaret.
Apabila ingin membeli waralaba dengan mainan yang lebih lengkap, maka calon waralaba perlu berinvestasi sebesar Rp 55 juta untuk empat unit odong-odong atau investasi Rp 85 juta untuk enam unit odong-odong. Persyaratannya serupa dengan investasi untuk dua unit yaitu dengan lama kontrak minimal tiga tahun.
"Calon franchisee juga perlu membayar royalti dan biaya maintenance, yaitu untuk servis dan perbaikan. Biayanya 20 persen dari omzet per bulannya," kata Denny.
Dia menjelaskan apabila masa kontrak sudah habis, maka pewaralaba dapat memilih untuk memanjangkan kontrak atau mau diambil kepemilikannya. Apabila pewaralaba mau membeli kepemilikan, dia harus membayar 20 persen dari nilai investasi awal.
Omzet waralaba ini per bulannya dapat mencapai Rp 4,5 juta hingga Rp 18 juta, tergantung jenis investasiny a. "Sementara itu per hari omzetnya berkisar Rp 150 ribu sampai Rp 600 ribu per hari, dengan omzet Rp 75 ribu per unit mainan," Denny mengungkapkan.
Dengan omzet itu, kata Denny, pewaralaba sudah dapat balik modal dalam waktu minimum tujuh bulan untuk investasi sebesar Rp 85 juta. Menurut Denny ini karena mesin odong-odong itu akan terus bekerja.
"Franchise ini tak akan pernah rugi. Karena mesin (odong-odong) akan terus berjalan tanpa membutuhkan karyawan," ujarnya.
Lebih jauh dia menjelaskan KiddyHope selama ini mengincar pasar kelas menengah ke bawah. Masyarakat menengah ke atas, memiliki jenis hiburan yang berbeda yaitu salah satunya gadget.
Menurut Denny, jenis waralaba ini lebih menjanjikan dibandingkan waralaba makanan dan minuman. "Jenis waralaba makanan dan minuman suatu hari akan basi. Dan butuh inovasi agar selalu ramai," katanya.
Denny menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan anak-anak di Indonesia termasuk tinggi. Masyarakat tidak akan bosan dengan mainan odong-odong karena akan selalu ada pergantian generasi setiap tahun.
Bisnis waralaba atau franchise sedang marak-maraknya di Tanah Air. Tak cuma melulu soal makanan dan minuman, waralaba permainan anak-anak pun turut ambil bagian.
Perusahaan waralaba itu adalah KiddyHope, yaitu sebuah perusahaan penyedia permainan odong-odong. KiddyHope menawarkan dua opsi kemitraan bagi calon pewaralaba. Untuk opsi pertama, calon mitra dapat membeli odong-odong secara terpisah.
"Untuk beli putus,
maintenance menjadi tanggung jawab pembeli. Akan tetapi kalau mesinnya rusak, anda bisa membeli
sparepart kepada kami," ujar Sales Marketing KiddyHope Denny Setyawan di Jakarta, Ahad (13/9).
Opsi kedua yakni dengan waralaba. Dengan investasi sebesar Rp 30 juta untuk kontrak minimal tiga tahun, pewaralaba mendapatkan dua unit odong-odong yang boleh ditempatkan di lokasi manapun sesuai keinginan mereka. Apabila calon pewaralaba tidak memiliki lokasi, KiddyHope akan menyediakannya.
"Calon franchisee tidak repot. Kami akan mencarikan lokasi. Jadi tidak harus terpaku di satu tempat," ujar Denny menjelaskan.
Calon pewaralaba kemudian harus membayar biaya booking sebesar Rp 1 juta dan uang panjer sebesar 30 persen dari nilai investasi. Denny menyebutkan jenis waralaba ini sering dipilih oleh bisnis minimarket seperti Alfamart dan Indomaret.
Apabila ingin membeli waralaba dengan mainan yang lebih lengkap, maka calon waralaba perlu berinvestasi sebesar Rp 55 juta untuk empat unit odong-odong atau investasi Rp 85 juta untuk enam unit odong-odong. Persyaratannya serupa dengan investasi untuk dua unit yaitu dengan lama kontrak minimal tiga tahun.
"Calon franchisee juga perlu membayar royalti dan biaya maintenance, yaitu untuk servis dan perbaikan. Biayanya 20 persen dari omzet per bulannya," kata Denny.
Dia menjelaskan apabila masa kontrak sudah habis, maka pewaralaba dapat memilih untuk memanjangkan kontrak atau mau diambil kepemilikannya. Apabila pewaralaba mau membeli kepemilikan, dia harus membayar 20 persen dari nilai investasi awal.
Omzet waralaba ini per bulannya dapat mencapai Rp 4,5 juta hingga Rp 18 juta, tergantung jenis investasiny a. "Sementara itu per hari omzetnya berkisar Rp 150 ribu sampai Rp 600 ribu per hari, dengan omzet Rp 75 ribu per unit mainan," Denny mengungkapkan.
Dengan omzet itu, kata Denny, pewaralaba sudah dapat balik modal dalam waktu minimum tujuh bulan untuk investasi sebesar Rp 85 juta. Menurut Denny ini karena mesin odong-odong itu akan terus bekerja.
"Franchise ini tak akan pernah rugi. Karena mesin (odong-odong) akan terus berjalan tanpa membutuhkan karyawan," ujarnya.
Lebih jauh dia menjelaskan KiddyHope selama ini mengincar pasar kelas menengah ke bawah. Masyarakat menengah ke atas, memiliki jenis hiburan yang berbeda yaitu salah satunya gadget.
Menurut Denny, jenis waralaba ini lebih menjanjikan dibandingkan waralaba makanan dan minuman. "Jenis waralaba makanan dan minuman suatu hari akan basi. Dan butuh inovasi agar selalu ramai," katanya.
Denny menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan anak-anak di Indonesia termasuk tinggi. Masyarakat tidak akan bosan dengan mainan odong-odong karena akan selalu ada pergantian generasi setiap tahun.