INDUSTRI RUMPUT LAUT

Asosiasi Industri Minta Pemerintah Patok Harga Rumput Laut

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 16 Jan 2015 13:42 WIB
Dari total produksi 930 ribu ton rumput laut kering pada 2013, hanya 31 persen atau 290 ribu ton yang diperdagangkan.
Petani mengikat rumput laut di atas gerobak usai panen di Desa Randusanga, Brebes, Jateng, Senin (27/10). Menurut petani, saat ini harga rumput laut untuk bahan baku kosmetik menurun dari Rp 10 ribu per kilo menjadi Rp 8 ribu per kilo, akibat musim kemarau menyebabkan rumput laut terserang hama lumut klekap (rambut) sehingga hasil tidak baik sementara produksi melimpah. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) meminta pemerintah membuat patokan harga rumput laut sebagai bahan baku industri guna mendukung hilirisasi budi daya jenis tanaman laut ini. Kebijakan tersebut juga diharapkan meningkatkan perdagangan gulma laut ini di pasar domestik.

"Daya beli industri nasional bisa ditingkatkan dengan mengikuti harga internasional," ujar Ketua ARLI Safari Azis melalui siaran pers yang dirilis oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Jumat (16/1).

Azis menilai konsumsi rumput laut lokal oleh industri nasional masih sangat rendah karena kendala pasokan. Hal ini sangat disayangkannya mengingat Indonesia merupakan salah satu negara penghasil rumput laut yang cukup besar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini terjadi karena daya beli industri nasional bagi bahan baku rumput laut masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan Tiongkok, Filipina, dan Chile," jelasnya.

Selain masalah daya beli, kata Azis, minimnya penyerapan rumput laut juga dikarenakan pengusaha rumput laut cenderung lebih memilih ekspor ketimbang mengolahnya menjadi produk bernilai tambah.

"Angka ekspornya pasti lebih tinggi karena pelaku lebih suka mengekspor rumput laut kering karena harganya lebih tinggi," tuturnya.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat produksi rumput laut nasional pada 2013 mencapai 930 ribu ton kering. Dari jumlah tersebut, sebanyak 176 ribu ton diekspor dengan nilai total US$ 162,4 juta, sedangkan yang diserap oleh industri nasional hanya 120 ribu ton kering. Dengan demikian masih terdapat persediaan rumput laut sebanyak 640 ribu ton kering yang belum dapat dioptimalkan.

"Namun, kami juga mengharapkan ekspor rumput laut tetap jalan untuk meningkatkan perolehan devisa dan terutama untuk membuka pasar bagi pembudidaya rumput laut yang berada di pulau-pulau kecil," katanya. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER