Jakarta, CNN Indonesia -- David Mann, Kepala Riset Makro Standard Chartered untuk regional Asia, memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) baru akan mulai menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada September tahun ini. Kebijakan moneter tersebut diyakini akan berlanjut pada triwulan-triwulan berikutnya pada kisaran kenaikan yang sama.
Implikasinya, kata David Mann, akan memicu kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) setidaknya sebesar 50 bps. Menurutnya, kenaikan suku bunga The Fed akan diikuti oleh kenaikan suku bunga obligasi jangka panjang AS yang akan menyedot aliran dana investor ke Negeri Paman Sam.
"Agak sedikit susah untuk memprediksi efeknya secara pasti karena ini adalah pertama kali kenaikan suku bunga (The Fed) naik setelah sekian lama. Sensitivitas pasar akan cukup tinggi. Kami khawatir akan efek jangka pendek dari kenaikan suku bunga tersebut," jelasnya pada acara Global Research Briefing 2015 di JW Marriot Mega Kuningan, Jakarta, Senin (26/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Mann menilai efek dari kenaikan suku bunga Bank Sentral AS pada tahun ini tidak akan sebesar kebijakan pengurangan stimulus moneter (tappering off) pada tahun lalu.
"Ketika pasar telah menyadari bahwa kenaikannya itu akan sangat kecil dan dapat dihadapi maka reaksinya tidak akan sama dengan yang terjadi pada 2013 ketika AS melakukan kebijakan tappering," tuturnya.
Fauzi Ichsan, Ekonom Senior Standard Chartered, memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed akan mendorong kenaikan suku bunga Indonesia dan pada akhirnya akan berpengaruh negatif pada ekspansi investasi domestik. Hal ini akan berdampak lanjutan pada perlambatan akselerasi ekonomi nasional.
Standard Chartered menilai Pemerintah Indonesia terlalu optimistis dalam memasang target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,8 persen. Padahal, kata Fauzi, potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sekitar 5,2 persen seperti halnya prediksi Bank Dunia beberapa waktu lalu.
"Prediksi pemerintah terlalu optimistis. Kami berekspektasi tingkat suku bunga acuan (Indonesia) akan terus naik mengikuti kenaikan tingkat suku bunga Fed," ujarnya.
(ags/ags)