Lama Stagnan, Industri Kakao Nasional Mulai Genjot Produksi

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Sabtu, 14 Feb 2015 16:08 WIB
Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) menargetkan produksi 600 ribu ton kakao tahun ini dan menjadi 2 juta ton pada 2020.
Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) menargetkan produksi 600 ribu ton kakao tahun ini dan menjadi 2 juta ton pada 2020.(REUTERS/Thierry Gouegnon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Industri kakao nasional mengalami stagnasi dalam tiga tahun terakhir di tengah tingginya bahan baku cokleat tersebut. Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) mencatat prduksi kakao nasional tidak berubah sejak 2012 di kisaran 500 ribu ton per tahun kendati konsumsi cokelat meningkat rata-rata 20 persen per tahun.   

“Tahun ini kami optimistis produksinya meningkat 20 persen, dari 500 ribu ton menjadi 600 ribu ton mengikuti kenaikan permintaan yang rata-rata 20 persen per tahun,” jelas Ketua Umum AIKI Pieter Jasman kepada CNN Indonesia, Sabtu (14/2).

Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, lanjut Pieter, pada 2014 Indonesia masih harus mengimpor 10 ribu ton biji kakao dari Afrika dan 100 ribu ton bubuk kakao dari Malaysia dan Singapura. Impor komoditas tersebut dilakukan untuk campuran produksi industri cokelat nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Karena kakao dari setiap negara berbeda, kalau dari Indonesia itu agak asam dan berasa buah-buahan, tetapi kakao butter-nya lebih tahan leleh. Sebaliknya kakao asal Ghana itu cocok untuk campuran cokelat rasa susu karena kakau butternya lebih lembek,” tuturnya.

Kendati demikian, Pieter mengungkapkan Indonesia merupakan pemasok kakao terbesar nomor tiga di dunia. selaku produsen kakao, Indonesia cukup diuntungkan dengan kenaikan harga kakao yang menyesuaikan dengan tingginya permintaan global.   

“Makanya pemerintah melihat ini sebagai peluang untuk dikembangkan dengan memasang target produksi 2 juta ton pada 2020. Otomatis kita akan menjadi pemasok kakao nomor satu di dunia,” ujar Jasmin.

Subsidi Rp 1,1 Triliun

Pemerintah, kata Pieter, telah mendapat restu dari DPR untuk mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,1 triliun khusus untuk membantu petani kakao di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015. Namun, Piter tidak menjelaskan skema distribusi dana bantuan atau subsidi tersebut.  

“Itu dilakukan untuk memenuhi demand yang sangat tinggi di Indonesia, Tiongkok, dan India. Pemerintah menargetkan pada 2020 Indonesia jadi pemasok nomor satu dunia,” kata Pieter.

(ags/ags)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER