Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan adanya perayaan Imlek akan menyumbang kenaikan omzet bagi pedagang ritel khusus yang berkaitan dengan Imlek. Kenaikannya antara 10-20 persen sejak Februari ini.
"Saya kira peningkatan (omzet) penjualannya lebih kurang seperti Natal dan Tahun Baru, 10 sampai 20 persen," ujar Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta, di Jakarta, Senin (16/2).
Peningkatan omzet penjualan tersebut, kata Tutum, akan dipengaruhi oleh lokasi pedagang. Mereka yang berdagang di pusat kota serta dekat dengan komunitas Tionghoa akan dapat menikmati kenaikan omzet tersebut secara optimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jelas, kata Tutum, produk yang paling diminati oleh pasar menjelang Imlek adalah baju warna merah menyala dengan desain oriental dan makanan.
Kepala Bagian Ritel Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Eddy Hartono menyebutkan adanya perayaan Imlek tidak akan memberikan pengaruh signifikan pada peningkatan omzet penjualan pedagang ritel secara umum karena daya beli masyarakat sedang turun.
Turunnya daya beli masyarakat salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada akhir tahun lalu. “Ada peningkatan (omzet penjualan), paling hanya sekitar 5 hingga 10 persen. Daya beli masyarakat sedang turun dan jumlah warga yang merayakan berapa sih," ujar Eddy.
Senada dengan Eddy, Wakil Ketua Apindo Suryadi Sasmita juga menilai perayaan hari raya Imlek tidak akan berpengaruh signifikan kepada omzet penjualan secara umum.
Kendati demikian, Suryadi menyambut gembira ditetapkannya hari raya Imlek sebagai hari libur nasional karena dapat meningkatkan pengunjung pusat perbelanjaan.
"Saya rasa kalau Imlek dampaknya tidak terlalu besar karena orang Tionghoa kan jumlah tidak terlalu banyak persentasenya. Mungkin di daerah-daerah tertentu bisa ada kenaikan (omzet penjualan per hari) 30 hingga 40 persen tapi kalau secara nasional, kenaikannya tidak berarti karena daya beli masyarakat sedang turun. Namun demikian, karena hari libur, ritel di seluruh Indonesia itu bagus kan hari libur semua orang jadi belanja," kata Suryadi menjelaskan.
(ded/ded)