IFC dan Sumitomo Suntik Modal Rp 3,8 Triliun ke BTPN

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mar 2015 12:52 WIB
BTPN menilai wirausaha perempuan serta pelaku UMKM di Indonesia selama ini masih sulit mendapatkan akses pinjaman dari perbankan.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mendapatkan suntikan modal sebesar US$ 300 juta atau setara dengan Rp 3,8 triliun dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dan anak usaha Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mendapatkan suntikan modal sebesar US$ 300 juta atau setara dengan Rp 3,8 triliun dari  Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dan anak usaha Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC).

Penambahan investasi tersebut dicairkan untuk meningkatkan penyaluran pinjaman bagi keluarga berpendapatan rendah, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan para wirausaha perempuan nasabah BTPN.

Jerry Ng, Direktur Utama BTPN, menjelaskan IFC menyediakan US$ 75 juta dalam mata uang rupiah atau sekitar Rp 970 miliar (kurs Rp 12.941). Sementara SMBC, pemilik 40 persen saham BTPN, memobilisasi US$ 225 juta yang juga dalam mata uang rupiah atau setara dengan Rp 2,9 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembiayaan ini bertujuan untuk mendukung upaya BTPN meningkatkan akses layanan perbankan di Indonesia, termasuk kepada sekitar dua juta wirausaha perempuan. Pinjaman ini sekaligus untuk meningkatkan kemampuan BTPN dalam menciptakan produk baru agar dapat melayani nasabahnya lebih baik," jelas Jerry Ng melalui siaran pers IFC, Selasa (3/3).

Dalam beberapa tahun terakhir, jelas Jerry, BTPN telah mengembangkan kemitraan strategis dengan IFC dalam rangka mencapai visinya menjadi bank mass market terbaik. Dengan hadirnya SMBC dalam kerja sama ini, Jerry menilai kemitraan akan menjadi lebih kuat dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia.

Jerry menambahkan wirausaha perempuan serta pelaku UMKM di Indonesia masih sulit mendapatkan akses pinjaman dari perbankan. Dalam empat tahun ke depan, BTPN berencana meningkatkan pinjaman kepada para pelaku UMKM serta pinjaman produktif untuk kalangan masyarakat miskin.

"Pinjaman ini diharapkan bisa menggapai jutaan masyarakat berpendapatan rendah di Indonesia. Sebagian besar dari nasabah tersebut adalah pengusaha mikro perempuan yang akan dijangkau oleh BTPN melalui BTPN Syariah, anak usaha BTPN yang berbasis syariah," tutrurnya.

Masayuki Shimura, Direktur Pelaksana SMBC sekaligus Kepala Divisi Asia Pasifik dan Divisi Bisnis Pasar Negara Berkembang, mengatakan SMBC berkomitmen untuk mendukung BTPN dalam meningkatkan pertumbuhan kredit, sekaligus menurunkan biaya dana.

"Dukungan tersebut diberikan secara berkelanjutan melalui kerjasama lebih jauh,” ujarnya.  

Country Manager IFC Indonesia Sarvesh Suri menuturkan BTPN adalah mitra strategis dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia, yang menjadi utama IFC dan prioritas pemerintah Indonesia. Menurutnya, melalui kemitraan ini diharapkan bisa meningkatkan akses pelayanan keuangan kelompok masyarakat yang selama ini belum sepenuhnya terlayani oleh jasa perbankan, termasuk untuk perempuan dan pengusaha di pedesaan.

"Ini akan membantu kelompok tersebut mengembangkan usaha, sehingga bisa menghidupi keluarga mereka dengan lebih baik," jelasnya.

Kerjasama ini adalah investasi bersama kedua yang dilakukan oleh IFC dan SMBC di BTPN. Pada bulan Agustus 2014, IFC dan SMBC telah memberikan paket pembiayaan yang terdiri dari pinjaman senior dalam bentuk rupiah yang setara dengan US$ 50 juta dan pembiayaan dalam bentuk rupiah senilai US$ 150 juta. Pembiyaan senilai US$ 150 juta tersebut terdiri dari US$ 50 juta dari IFC dan US$ 100 juta dari SMBC yang bertujuan untuk membiayai pertumbuhan UMKM. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER