Jakarta, CNN Indonesia -- Perum Perhutani mencetak laba konsolidasi sebesar Rp 380 miliar pada 2104 atau naik 83,6 persen dari perolehan 2013 sebesar Rp 207 miliar. Realisasi laba tersebut merupakan capaian tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Melonjaknya laba tersebut tidak terlepas dari kontribusi PT Inhutani I, II, III, IV, dan V yang telah bergabung ke Perhutani sejak 17 September 2014 setelah Perhutani ditetapkan sebagai holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang kehutanan.
Bergabungnya kelima perusahaan tersebut juga berkontribusi pada kenaikan total aset Perhutani dari Rp 3,5 triliun pada 2013 menjadi Rp 4,1 triliun pada 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naiknya laba bersih Perhutani sejalan dengan bertambahnya pendapatan perusahaan sepanjang 2014 menjadi Rp 4,6 triliun dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan dalam lima tahun terakhir sebesar 15 persen.
Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menjelaskan pendapatan dari bisnis non kayu berkontribusi 51 persen terhadap total pendapatan perseroan. Sedangkan pendapatan dari kayu sebesar 49 persen.
“Pendapatan paling menonjol adalah hasil dari penjualan kayu naik 25 persen menjadi Rp 2,158 triliun dibandingkan 2013 sebesar Rp 1,7 triliun,” kata Mustoha di Jakarta, Selasa (3/3).
Mustoha mengungkapkan meskipun hasil penjualan naik tapi volume kayu yang dijual menurun dari 955,6 ribu meter kubik pada 2013 menjadi 916,6 ribu meter kubik pada 2014. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan produktivitas yang ditunjang oleh adanya perbaikan rantai bisnis penjualan kayu.
“Ada perbaikan yang cukup signifikan dari rantai bisnis log dan industri kayu,” tambah Mustoha.
Selain itu, upaya efisiensi perusahaan membuahkan hasil dengan turunnya beban pokok penjualan sebesar tiga persen dari 2013 menjadi Rp 2,7 miliar.
Sementara itu, beban usaha naik cukup tajam sekitar 60 persen menjadi Rp 1,2 triliun pada 2014 dari Rp 758,9 miliar di 2013. Kenaikan tersebut disebabkan adanya peningkatan biaya pemasaran, kenaikan gaji pegawai, dan kenaikan status 3 ribu pegawai dari pelaksana menjadi pegawai tetap.
Pemasaran Kayu OnlineUntuk tahun ini, Mustoha mengatakan Perhutani akan melakukan perbaikan pada sistem pemasaran kayu dengan memperkenalkan sistem online dalam pembelian kayu. Kebijakan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebijakan larangan pembelian langsung di Tempat Pengumpulan Kayu (TPK).
“Ke depan kami akan menggunakan sistem
online, jadi pembeli bisa menggunakan sistem ini tanpa perlu datang ke TPK kami,” jelasnya.
Tujuan utama dari adanya sistem ini adalah untuk memudahkan konsumen dalam membeli kayu dengan menghindari kontak langsung dan mengurangi transaksi tunai.
“Sekaligus menghilangkan kesan bahwa selama ini orang yang bisa membeli kayu di Perhutani hanya orang-orang tertentu yang mempunya akses,” kata Mustoha.
Dalam mengembangkan sistem ini, Perhutani bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
"Kami menggunakan apa yang disebut
paradox marketing jadi kami tidak investasi. Telkom yang investasi karena sebenarnya jaringan Telkom sudah ada tinggal di
connect-kan saja ke sistem," tutur Mustoha.
Sistem ini sudah mulai diperkenalkan di Bogor sejak pertengahan 2014. Mustoha berharap pada 2016 seluruh proses pembelian kayu sudah dapat dilakukan secara online.
(gen)