Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan minyak asal Inggris, BP, memprediksi pada tahun 2035 konsumsi energi global meningkat sebesar 37 persen dari saat ini. BP menilai, lebih dari setengah pertumbuhan bakal berasal dari India dan Tiongkok.
“Intensitas energi global pada 2035 adalah setengah dari tahun 1995 dan 36 persen lebih rendah dari 2013. Namun, penggunaan energi global per kapita diperkirakan meningkat sebesar 12 persen,” ujar BP Group Chief Economist, Spencer Dale di Jakarta, Selasa (10/3).
Spencer menilai Amerika Serikat (AS) bakal jadi negara mandiri dalam pasokan energi pada 2021. Pada 2035, AS bakal mengekspor 9 persen dari total pasokan energi. Sementara itu, Tiongkok menyusul Uni Eropa sebagai negara pengimpor terbesar di dunia pada 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Rusia tetap menjadi eksportir bersih terbesar energi, dengan ekspor bersih mencapai 4 persen dari permintaan energi dunia pada 2035. Sementara Eropa tetap jadi pengimpor terbesar gas alam, dan Tiongkok menjadi importir minyak terbesar di dunia,” katanya.
Pada 2035, lanjut Spencer, lebih dari 70 persen dari emisi karbon dihasilkan dari negara non-OECD (Organization for Economic Cooperation and Development), meskipun emisi per kapita di non-OECD masih kurang dari setengah tingkat OECD. Sementara itu, total emisi karbon diprediksi meningkat 25 persen.
“Energi terbarukan (termasuk biofuel) bakal menyumbang 8 persen dari total konsumsi energi pada 2035, dibandingkan dengan hanya 3 persen pada saat ini,” ujar Spencer.
BP melansir, pertumbuhan bahan bakar tercepat terlihat pada energi terbarukan (6,3 persen per tahun). Nuklir (1,8 persen per tahun) dan listrik tenaga air (1,7 persen per tahun) tumbuh lebih cepat dari total energi.
Sementara di antara bahan bakar fosil, gas alam tumbuh tercepat (1,9 persen per tahun) dengan minyak (0,8 persen per tahun) sedikit di depan batubara (yang juga 0,8 persen per tahun, ke satu tempat desimal).
“Konsumsi bahan bakar cair (minyak, biofuel dan cairan lain) naik menjadi 111 juta barel per hari pada 2035, didorong oleh konsumsi transportasi dan industri negara non-OECD,” katanya.
Pasokan DuniaPasokan AS, Rusia dan Arab Saudi bakal menjadi lebih dari sepertiga output minyak global untuk 2035. Sementara itu pangsa OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) dari pasar minyak global pada 2035 adalah 40 persen, sama seperti tahun 2013.
“Pasokan gas alam mencapai hampir 500 miliar kaki kubik per hari pada 2035, dengan komposisi dari AS hampir 25 persen. Peningkatan penggunaan daya dan sektor industri menyumbang lebih dari 80 persen dari total pertumbuhan permintaan,” kata Spencer.
Lebih lanjut, gabungan pertumbuhan permintaan batubara di Tiongkok dan India lebih besar dari pertumbuhan global. BP melansir permintaan dari kedua negara tersebut mencapai 66 persen dari total permintaan batubara pada 2035. “Tiongkok bakal menyusul Amerika Serikat sebagai produsen nuklir terbesar dengan pangsa dari total dunia yang naik dari 4 persen pada saat ini menjadi 30 persen pada tahun 2035,” ujar dia.
(ded/ded)