Laba Holcim Anjlok 29,7 Persen di Bawah Ekspektasi Pasar

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mar 2015 10:40 WIB
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat penurunan permintaan semen nasional pada Februari 2015 sebesar 6 persen, dengan realisasi hanay 4,2 juta metrik ton.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat penurunan permintaan semen nasional pada Februari 2015 sebesar 6 persen, dengan realisasi hanay 4,2 juta metrik ton. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Holcim Indonesia Tbk membukukan laba bersih Rp 669 miliar pada tahun lalu, anjlok 29,7 persen dibandingkan pencapaian 2013. Analis menilai penurunan kinerja produsen semen swasta itu di bawah ekspektasi pasar.

Liliana S. Bambang, Analis Mandiri Sekuritas, mengatakan pada kuartal IV 2014, Holcim membukukan laba setelah pajak sebesar Rp 99 miliar, merosot 72 persen secara tahunan atau minus 18 persen dibanding kuartal sebelumnya.

“Untuk sepanjang 2014, laba bersih dibukukan Holcim Rp 669 miliar, di bawah ekspektasi konsensus Rp 914 miliar,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Kamis (12/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Liliana, penurunan laba Holcim disebabkan kenaikan beban operasional, beban bunga, dan pajak perseroan. Beban operasional Holcim diketahui naik 47 persen secara tahunan pada kuartal IV 2014 menyusul naiknya beban gaji sebesar 80 persen dan beban pengiriman 30 persen.

“Kenaikan pada beban pengiriman per metrik ton mengejutkan bagi kami di Mandiri Sekuritas, karena manajemen perusahaan pernah menyatakan prediksi biaya transportasi yang turun jika pabrik Tuban I sudah beroperasi. Pajak Holcim juga naik signifikan pada 2014 menjadi 34 persen dibandingkan posisi 2013 sebesar 29 persen,” tuturnya.

Sementara itu, utang bersih Holcim naik dari Rp 3 triliun pada Desember 2013 menjadi Rp 4 triliun pada Desember 2014. Utang bersih naik dari 35 persen pada Desember 2013 menjadi 49 persen pada Desember 2014.

“Kenaikan utang tersebut disebabkan penarikan pinjaman untuk konstruksi pabrik Tuban II,” kata Liliana.

Terkait hal tersebut, Liliana menyatakan pihaknya masih menetapkan kembali rekomendasi netral untuk saham Holcim. Dia mengungkapkan, pihaknya mengkaji kembali rekomendasi dan prediksi setelah keluarnya realisasi kinerja ini.

“Kami lebih memilih PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. atau PT Semen Indonesia Persero Tbk. karena memiliki neraca keuangan yang lebih baik dan memiliki laba kuartalan yang lebih stabil,” jelasnya.

Sebelumnya, berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), permintaan semen pada Februari 2015 turun, yaitu sebesar 6 persen secara tahunan dan 11 persen secara bulanan, menjadi 4,2 juta metrik ton.

Pelemahan terjadi hampir di seluruh provinsi. Khusus di Jawa, penjualan turun 5 persen secara tahunan menjadi 2,3 juta metrik ton.  (ags)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER