Jakarta, CNN Indonesia -- Dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga menghantam industri penerbangan mengingat pembelian bahan bakar menggunakan denominasi dolar. Namun, maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memastikan risiko pelemahan rupiah dan naiknya harga avtur sudah diantisipasi dengan melakukan lindung nilai (
hedging) sebelumnya.
"Semua maskapai pada intinya mengalami tekanan akibat pelemahan rupiah, tapi kami sudah melakukan antisipasi sebelumnya dengan melakukan lindung nilai bahan bakar sebesar 25 persen beberapa waktu lalu," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo di Jakarta, Kamis (12/3).
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar telah menembus Rp 13 ribu rupiah per dolar dan harga avtur terus mengalami kenaikan. Di Bandara Soekarno-Hatta saja, Arif menyebut kenaikan harga avtur antara paruh kedua Februari dan Maret 2015 mencapai 8,65 persen untuk penerbangan internasional dan 10,35 persen untuk penerbangan domestik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah perkembangan harga avtur yang dijual PT Pertamina (Persero) di lima bandara besar Indonesia:
Harga Avtur 1-14 Maret 2015 | Harga Avtur 15-28 Februari 2015 |
SOEKARNO-HATTA, Cengkareng Penerbangan Domestik Rp 7.996,75 per liter Penerbangan Internasional US$ 56.5 sen per liter | SOEKARNO-HATTA, Cengkareng Penerbangan Domestik Rp 7.246,71 per liter Penerbangan Internasional US$ 52 sen per liter |
KUALANAMU, Medan Penerbangan Domestik Rp 8.768,85 per liter Penerbangan Internasional US$ 62 sen per liter | KUALANAMU, Medan Penerbangan Domestik Rp 8.018,81 per liter Penerbangan Internasional US$ 57,5 sen per liter |
HASANUDDIN, Makassar Penerbangan Domestik Rp 9.132,84 per liter Penerbangan Internasional US$ 64,5 sen per liter | HASANUDDIN, Makassar Penerbangan Domestik Rp 8.371,77 per liter Penerbangan Internasional US$ 60 sen per liter
|
NGURAH RAI, Denpasar Penerbangan Domestik Rp 8.559,28 per liter Penerbangan Internasional US$ 60,5 sen per liter | NGURAH RAI, Denpasar Penerbangan Domestik Rp 7.809,24 per liter Penerbangan Internasional US$ 56 sen per liter |
JUANDA, Surabaya Penerbangan Domestik Rp 8.415,89 per liter Penerbangan Internasional US$ 59,5 sen per liter | JUANDA, Surabaya Penerbangan Domestik Rp 7.665,85 per liter Penerbangan Internasional US$ 55 sen per liter |
Selain melakukan
hedging avtur, Arif juga mengatakan bahwa perseroan telah melakukan
hedging terhadap utang-utang yang dikelola pada awal tahun ini.
Sebagai informasi, Garuda telah melakukan cross currency swap dengan menggandeng tiga bank yaitu PT Bank Negara Indonesia, PT CIMB Niaga, serta Standard Chartered Bank dengan nilai kerjasama sebesar Rp 1 triliun.
Dengan adanya pelemahan mata uang ini, Garuda menurut Arif mau tak mau harus menaikkan tarif penerbangannya mengingat rata-rata beban operasional yang harus dibayarkan menggunakan denominasi dolar mencapai 60 hingga 70 persen dari total beban operasional perseroan.
"Karena
cost-nya pakai dolar, jadi tarif penerbangan domestik dan internasionalnya juga ikut naik. Tapi bukan berarti setiap kurs berubah kami ganti tarifnya, kalau hal tersebut terjadi artinya kami tidak konsisten," ujar mantan CEO PT Citilink Indonesia itu.
Arif menambahkan, jika nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan maka perseroan akan melakukan penyesuaian. Sebelumnya dalam kesempatan yang berbeda, dia pernah mengatakan bahwa salah satu penyesuaian yang akan dilakukan adalah efisiensi biaya pada overhead cost dan inventory cost.
"Asumsi awal batas atas kita kan dolar berada di angka Rp 13 ribu, kalau lebih dari itu ya dilakukan adjusment," tambahnya.
(gen)