Pemerintah Wajibkan Produsen Setor CPO Fund US$ 50 per ton

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Mar 2015 07:11 WIB
Ilustrasi pabrik pengolahan CPO. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah dipastikan bakal menerbitkan sejumlah beleid teranyar di sektor pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dalam negeri. Selain wacana perubahan ambang batas (threshold) dan bea keluar sekitar 7,5 persen, sedianya para perusahaan wajib menyetorkan dana pendukung sawit (CPO Supporting Fund) sebesar US$ 50 per ton dari setiap penjualan CPO dan US$ 30 per ton dari penjualan Olein.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, CPO Fund akan dipakai untuk membeli hasil olahan CPO yakni biosolar (biodiesel) dan bioetanol (biofuel) dari pelaku usaha domestik menyusul program pencampuran 15 persen bahan bakar nabati (BBN) ke produk bahan bakar minyak (BBM) yang ditargekan bisa dimulai 2015. Pun upaya pencampuran sendiri dilakukan dalam rangka menekan angka minyak mentah maupun produk BBM impor yang selama ini menghantui neraca perdagangan Indonesia.

Selain itu, Sofyan bilang, CPO Fund juga bakal dipakai untuk upaya penanaman ulang (replanting) lahan kelapa sawit masyarakat yang sudah menunjukan penuranan produktivitas. "Ada sebagiannya untuk research and development (R&D) juga," tambah mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, semalam (20/3).


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sofyan menegaskan, aturan mengenai kewajiban CPO Fund rencananya akan diterbitkan pada 30 Maret, atau selepas Presiden Joko Widodo tiba di tanah air dari lawatannya ke Jepang pada 29 Maret. Pihaknya pun tengah merampungkan sejumlah aturan turunan dan berkoordinasi dengan beberapa Kementerian untuk mensinergikan aturan.

"Pokoknya, meski harga CPO dibawah US$ 750 mereka (perusahaan) akan tetap diwajibkan setor CPO Fund sebesar US$ 50 per ton. Sementara kalau harga (CPO) sudah diatas US$ 750 mereka juga akan dikenakan (BK) bea keluar. Jadi ini dua (kewajiban)," tutur Sofyan.

Optimis Genjot BBN

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Rida Mulyana berpendapat, penerapan kewajiban CPO Fund diyakini akan menggenjot angka produksi dan serapan BBN. Berangkat dari hal itu, Rida optimistis produksi biodiesel nasional tahun ini bisa melampui produksi 2014 yang hanya berada di 1,8 juta kiloliter (KL). "Produksi biodiesel tahun ini kita prediksikan sampai 5,3 juta KL, setara 4,8 juta ton CPO. Kalau untuk campuran 15 persen, diupayakan April (sudah dimulai) dan kita akan fokus dengan Peraturan Permerintah," tuturnya.

Akan tetapi, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia
(Aprobi) Paulus Tjakrawan memperkirakan produksi biodiesel tahun ini tak akan mencapai target. "Saat ini kita punya kapasitas 5.7 juta ton (per tahun). Klo untuk campuran (BBM) 15 persen, kira-kira totalnya sekarang 5,1 juta ton. Tapi ini sudah bulan apa jadi akan kurang sekian, jadi masih akan kurang sekian," cetus Paulus. (dim/dim)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER