Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan siaran televisi milik Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) membukukan laba bersih setelah pajak Rp 1,8 triliun pada 2014 atau naik 4 persen dari capaian 2013. Kendati tumbuh, analis menilai MNC akan dihantui risiko valuta asing pada tahun ini mengingat porsi konten asing yang mencapai 20 persen dari beban penjualan.
“Laba bersih tumbuh 4 persen secara tahunan, tapi turun 10 persen secara kuartalan. Sementara itu, pendapatan tumbuh flat secara tahunan yaitu sebesar 2 persen yang terutama sebagian besar disebabkan oleh pasar iklan yang lemah pada semester II/2014,” ujar analis Mandiri Sekuritas Rizky Hidayat seperti dikutip dari riset, Rabu (1/4).
Rizky menilai pencapaian kinerja MNC secara keseluruhan sejalan dengan prediksi Mandiri Sekuritas maupun prediksi konsesus. Menurutnya, MNC sudah mengalami rebound yang kuat pada sisi pangsa pemirsa sejak awal tahun (
year to date) dan menjadi yang tertinggi di industri pertelevisian. Perbaikan dibukukan oleh RCTI dan MNC TV, yang seharusnya dapat tercermin pula dari pertumbuhan pendapatan ke depannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Meskipun demikian, kami meyakini periode semester I 2015 akan menjadi periode yang sulit bagi perusahaan media karena pasar iklan masih tetap lemah. Kami meyakini MNC juga terekspos terhadap risiko valas karena konten asing berposi 20 persen dari total beban penjualan MNC,” tuturnya.
Rizky menjelaskan pendapatan usaha MNC meningkat tipis 2,3 persen menjadi Rp 6,67 triliun. Divisi iklan menyumbang 88,76 persen terhadap total pendapatan usaha. Pendapatan iklan pada 2014 bertumbuh 3,5 persen menjadi Rp 5,92 triliun.
Sementara itu, beban langsung turun sebesar 1,4 persen menjadi Rp 2,81 triliun. Hal itu berasal dari beban program dan penyiaran turun 1,15 persen menjadi Rp 2,59 triliun serta beban media cetak merosot 7,25 persen menjadi Rp 129,08 miliar.
Sementara, per Desember 2014, jumlah aset perseroan mencapai Rp 13,61 triliun, naik tajam dibandingkan jumlah aset per Desember 2013 yang sebesar Rp 9,61 triliun.
(ags/gen)