Jakarta, CNN Indonesia -- Sofyan Djalil, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, mengajak 30 pengusaha menghadiri Sidang Komisi Bersama (SKB) RI-Rusia ke-10 di kota Kazan, Rusia. Mantan Menteri BUMN itu menjanjikan hasil positif dari lawatan dinas tersebut yakni mendatangkan investasi dari Negeri Beruang Merah.
Kedutaan Besar RI Moskow dalam keterangan tertulisnya mengabarkan sebanyak 60 pengusaha Rusia juga akan hadir dalam pertemuan yang berlangsung pada hari ini, Kamis (9/4). Rencana di sela-sela SKB akan dilakukan pertemuan bisnis antara pengusaha Indonesia dan Rusia guna menggali potensi kerjasama.
Penyelenggaraan SKB RI-Rusia ke-10 ini direncanakan akan membahas sejumlah hal terkait perkembangan kerjasama antara Indonesia dan Rusia, dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik, sosial dan budaya Diharapkan hasil pertemuan dimaksud dapat terus meningkatkan dan menguatkan kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, perekonomian Rusian tengah mengalami goncangan menyusul anjloknya harga minyak di pasar internasional. Kendati demikian, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Yurievich Galuzin pernah menyampaikan optimismenya akan investasi Rusia yang tak akan berhenti mengalir ke Indonesia.
"Saya rasa hal itu tidak akan mempengaruhi rencana Rusia untuk berinvestasi di Indonesia karena proyek-proyek yang sudah dibahas beberapa waktu lalu justru sangat bermanfaat untuk memulihkan kembali ekonomi negara kami," ujar Galuzin ditemui usai berkunjung ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Senin (22/12).
Sebelumnya United Company RUSAL Plc, perusahaan aluminium terbesar di dunia asal Rusia telah menyatakan minatnya membangun smelter alumina di Kalimantan Barat. Alexei Likhachev, Wakil Menteri Perkembangan Ekonomi Federasi Rusia saat berkunjung ke Jakarta 20 Oktober 2014 lalu mengungkapkan pemerintah Rusia telah bertemu dan sempat membicarakan kelanjutan proyek senilai US$ 2,5 miliar itu dengan Presiden Joko Widodo.
Realisasi penanaman modal langsung Rusia ke Indonesia yang tercatat di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memang tidak besar. BKPM mencatat dalam lima tahun terakhir nilai investasi negara Vladimir Putin tersebut ke Indonesia hanya sebesar US$ 6,3 juta. Namun BKPM memberikan disclaimer bahwa realisasi investasi tersebut diluar investasi sektor migas, perbankan, Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB), asuransi, dan sewa guna usaha.
(ags)