Jakarta, CNN Indonesia --
Manajemen perusahaan perkebunan, PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) optimistis proyek pabrik sagu yang tengah dibangun oleh anak usahanya yakni PT ANJ Agri Papua (ANJAP) di Papua bisa rampung pada kuartal II 2016. Manajemen berharap kehadiran pabrik sagu di Papua dapat memberi kontribusi terhadap pendapatan perseroan beberapa tahun mendatang.
"Kami percaya bahwa bisnis usaha sagu akan berkontribusi positif pada pendapatan perusahaan apabila sudah mulai beroperasi tahun depan. Kami pun juga sudah menunjuk kontraktor
engineering,
procurement,
and construction (EPC) berpengalaman untuk melakukan penggantian mesin dan pembangkit listrik tepung sagu," ujar Direktur Utama ANJ Suwito Anggoro di Jakarta, Rabu (22/4).
Suwito menjelaskan, pabrik sagu di Papua akan dibangun dalam dua tahap dengan total kapasitas produksi mencapai 2.500 ton per tahun. Untuk merealisasikan rencana itu, manajemen pun telah menyiapkan biaya investasi sebesar US$ 35 juta atau berkisar Rp 450 miliar dengan masa pembangunan ditaksir mencapai 16 bulan sejak awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suwito pun menambahkan pada tahap pertama pihaknya telah mengeluarkan dana sebanyak US$ 12,2 juta, atau 34,85 persen dari total investasi yang dikeluarkan pada tahun lalu. Sementara untuk tahun ini, perusahaan dijadwalkan akan menggelontorkan investasi sebesar US$ 5 juta atau sebesar 5 hingga 6,25 persen dari total belanja modal ANJ pada tahun 2015 yang mencapai US$ 80 juta hingga US$ 100 juta.
Adapun produksi sagu Austindo akan difokuskan untuk memenuhi pasar ekspor meskipun sampai sekarang perusahaan belum mengetahui negara-negara mana saja yang akan dibidik."Memang sudah ada beberapa tawaran ekspor, tetapi kami juga akan memasarkan hasil produksi kita dengan mengirim ke pusat pasar sagu di Cirebon, Jawa Barat, dimana harga sagu yang dipatok sebesar harga Rp 5 ribu per kg," ujarnya.
Sebagai informasi, bahan baku pabrik Austindo di Papua diperoleh dari perkebenunan sagu perseroan dengan luas konsesi mencapai 40 ribu hektar. Diharapkan, kehadiran pabrik sagu ini bisa melengkapi bisnis kelapa sawit milik perusahaan yang berada di bawah naungan anak usahanya, PT Permata Putera Mandiri dan PT Putera Manunggal Perkasa.
Berdasarkan catatan manajemen, tahun lalu kedua perusahaan tadi telah menanam sedikitnya 1.296 hektar lahan kelapa sawit di provinsi paling timur Indonesia ini. Adapun penjualan kelapa sawit perusahaan memiliki proporsi sebesar 96,8 persen dari total pendapatan perusahan, atau sebesar US$ 165,14 juta dari total pendapatan perusahaan sebesar US$ 170,6 juta pada tahun 2014.
(dim/dim)