Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan penyedia jasa menara, PT Sarana Menara Nusantara (SMN), menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5 hingga 12 persen pada 2015. Induk dari penyedia jasa menara independen PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) itu berharap bisa memperoleh pendapatan sebelum pajak, depresiasi, dan beban bunga (EBITDA) sebesar Rp 3,58 hingga 3,83 triliun pada tahun ini.
Direktur Utama SMN Adam Gifari meyakini permintaan instalasi teknologi berbasis 4G akan meningkat di tahun ini menyusul wacana Menteri Komunikasi dan Informasi meluncurkan program masyarakat melek internet (internet society).
"Tapi sayangnya kami tak bisa memprediksi permintaannya karena setiap provider juga belum menentukan apakah akan membangun tower baru atau memasang teknologi 4G di tower yang sudah ada," tutur Adam di Jakarta, Kamis (23/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan permintaan yang tidak bisa diprediksi, jelas Adam, membuat besaran belanja modal (capital expenditure) SMN bersifat fluktuatif. Karenanya, ia tidak dapat memastikan porsi belanja modal SMN pada tahun ini.
"Pada dasarnya, perusahaan kami ini mulai bekerja jika ada pesanan sehingga kami juga belum tahu belanja modal yang dibutuhkan berapa. Kami juga belum berencana untuk menambah modal dari utang, namun yang pasti, kami targetkan pertumbuhan EBITDA sebesar 5 hingga 12 persen," jelasnya.
Target pendapatan sebelum pajak, beban bunga, dan depresiasi perusahaan sebesar Rp 3,58 hingga 3,83 triliun pada 2015 rencananya akan didapatkan SMN dari pembangunan tower baru dan akuisisi. Sayangnya, Adam tidak mau memberikan rincian pendapatan yang akan diterima perusahaannya hingga akhir tahun.
Pada 2014, SMN berhasil membukukan EBITDA sebesar Rp 3,41 triliun, naik 28,9 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai Rp 2,65 triliun. Sementara itu, jumlah menara yang dibangun melalui Protelindo mencapai 11.595 menara siap instalasi, di mana angka tersebut meningkat 18,7 persen dibanding tahun sebelumnya.
(ags/dim)