Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kawasan Industri Jababeka Tbk telah menerbitkan obligasi senior dengan format 144A/RegS melalui pasar obligasi internasional (
global bond) sebesar US$ 70 juta, yang jatuh tempo pada tahun 2019. Global bond tersebut diketahui mengalami kelebihan permintaan (
oversubscribe) lebih dari 8 kali.
Aksi korporasi tersebut dilakukan Jababeka menyusul penerbitan obligasi internasional sebelumnya sebesar US$ 190 juta dalam rangka
Liability Management pada bulan September 2014 lalu. Kali ini, Standard Chartered Bank dan UBS bertindak sebagai
Joint Global Coordinators dan
Joint Bookrunners, sementara JP Morgan bertindak sebagai
Joint Bookrunner pada saat penawaran.
Setyono Djuandi Darmono, Direktur Utama Jababeka mengatakan Obligasi ini diterbitkan kembali pada harga 101,375, yang memungkinkan Perseroan untuk memperoleh pendanaan baru dengan tingkat imbal hasil (
yield) di bawah kupon 7,50 persen sebagaimana yang ditetapkan dalam penawaran awal pada bulan September 2014 tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penerbitan obligasi terbaru Jababeka tersebut mendapatkan permintaan yang sangat kuat dari pasar, yang ditunjukkan dengan jumlah pesanan mencapai lebih dari dolar US$ 579 juta atau
oversubscribed lebih dari 8 kali yang berasal dari 52 investor. Sebanyak 97 persen obligasi ini dialokasikan bagi
high quality institutional investors, sementara 3 persen sisanya untuk
private banks.
“Kami sangat gembira mendapat respons yang sangat baik dari penerbitan obligasi ini. Kami sangat menghargai dukungan yang terus kami peroleh baik dari para investor sebelumnya maupun partisipasi dari para investor baru dalam penawaran ini,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima CNN Indonesia, Selasa (5/5).
Setyono menilai tanggapan positif dari para investor global yang berkualitas terhadap penerbitan obligasi terbaru Jababeka menunjukkan kepercayaan pasar global akan kekuatan fundamental, strategi, bisnis, kinerja dan prospek pertumbuhan perseroan
“Sebagian dana dari hasil penerbitan ini akan digunakan untuk melunasi sisa saldo obligasi 2017 Jababeka dengan kupon 11,75 persen, yang memungkinkan Perseroan dapat mengurangi beban pendanaan, memperpanjang tenor jatuh tempo hutang, dan mengurangi risiko
refinancing di masa depan,” jelasnya.
Dia menjelaskan, penerbitan obligasi Jababeka di pasar keuangan internasional secara jelas menggambarkan perseroan sebagai
borrower yang melakukan pendanaan secara inovatif dalam mengoptimalkan struktur pendanaan dan permodalan.
Jababeka dikenal sebagai pengembang real estat berbasis kawasan industri, yang didukung oleh jasa infrastruktur dan pengelolaan tata kota. Model bisnis Perseroan adalah mengembangkan kawasan industri yang menghasilkan critical mass bagi kebutuhan/permintaan baru pada pengembangan bisnis lainnya.
“
Critical mass yang terbentuk tersebut akan memunculkan permintaan-permintaan baru atas produk-produk lainnya berupa kawasan perumahan dan komersial serta kebutuhan jasa infrastuktur dan pengelolaan kawasan (
estate management), sehingga terciptalah Kota Mandiri terintegrasi yang berbasis kawasan industri,” kata Setyono.
(gir/gir)