Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berdalih dipangkasnya anggaran bantuan Pemerintah Australia untuk Indonesia sebesar 40 persen pada anggaran federal 2015 akibat perekonomian Indonesia yang sudah semakin bagus.
Padahal jika menilik realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I 2015 yang hanya menyentuh angka 4,71 persen, angka tersebut jauh dari target tahunan sebesar 5,7 persen.
Sektor swasta pun belum bisa menikmati apa yang disebut Retno sebagai perbaikan ekonomi Indonesia. Nyatanya, sepanjang tiga bulan pertama di 2015 sejumlah sektor mengalami penurunan kinerja seperti penjualan semen turun 3,3 persen, produk ekspor turun 11,67 persen, penjualan mobil merosot 15 persen, penjualan sepeda motor turun 19 persen, dan separuh dari penjualan properti hilang akibat daya beli masyarakat yang rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ekonomi kita sudah semakin bagus. Kita sudah mulai membantu instead of kita dibantu, dengan bilateral cooperation," ujar Retno di Jakarta beberapa waktu lalu.
Retno mengaku Kementerian Luar Negeri yang dipimpinnya memiliki Direktorat Kerjasama Teknik yang tugasnya mengurusi bantuan-bantuan yang diberikan Indonesia kepada negara-negara lain.
"Makanya, di salah satu alasan yang disampaikan Australia adalah negara-negara yang sudah memberikan bantuan (kepada negara lain), maka akan dikurangi bantuannya," kata dia.
Selain itu, pemangkasan bantuan tidak hanya dilakukan kepada Indonesia. Selain Indonesia, Australia juga memangkas bantuan untuk beberapa negara, di antaranya Filipina dan Vietnam sebesar 40 persen.
"Itu kan lintas negara, tidak hanya untuk Indonesia. Dan itu juga disampaikan sejak awal tahun ini bahwa akan ada pemotongan karena kondisi ekonomi dan sebagainya. Kami tidak menambahkan atau mengurangi apa yang mereka sampaikan.” ujar Retno.
Pemangkasan bantuan untuk Indonesia ini pun memunculkan pertanyaan soal hubungannya dengan eksekusi Chan dan Sukumaran bulan lalu. Retno pun membantah adanya hubungan antara keduanya.
"Saya kira tidak (berhubungan dengan eksekusi mati Duo Bali Nine). Dan karena misalnya di Afrika (pemangkasan bantuan) 70 persen kalau tidak salah. Fokusnya, mereka mengatakan, ini bukan kalimat saya ya, ini saya mengutip, mereka akan memfokuskan negara-negara di sekitarnya, di wilayah Pasifik," ujar dia.
Seperti dilaporkan Sydney Morning Herald, Rabu (13/5), dana bantuan asing Australia untuk Indonesia berkurang dari AUS$ 605,3 juta menjadi AUS$ 366,4 juta. Diketahui bahwa pemotongan salah satunya disebabkan oleh berakhirnya program bantuan jangka panjang untuk rehabilitasi Aceh pasca tsunami. Australia saat ini juga akan mengambil langkah penghematan.
Menurut Menteri Luar Negeri Julie Bishop, dalam tahun anggaran 2015 Australia menyediakan Bantuan Pembangunan resmi sebesar AUS$ 4 miliar. Negara-negara yang terlibat dalam pusat pemrosesan suaka regional dan penampungan para pencari suaka tidak terkena dampak pemotongan anggaran.
Papua Nugini, penerima bantuan terbesar Australia, hanya mengalami pemangkasan bantuan sebesar 5 persen. Tahun ini negara itu akan menerima dana dari Australia sebesar AUS$ 553,6 juta. Tahun lalu, Papua Nugini mendapatkan AUS$ 557,1 juta.
(gen)