Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Kota Surabaya berencana menambah 5 unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dalam dua tahun mendatang. Penambahan SPBG sendiri dilakukan untuk menyukseskan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) yang dicanangkan oleh pemerintah pusat beberapa waktu lalu.
"Surabaya sebenarnya sudah pernah memakai BBG. Tapi karena lokasinya SPBG jauh akhirnya tidak efektif," kata Walikota Surabaya, Tri Rismaharini di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Jumat (29/05).
Selain SPBG, Risma bilang Pemkot Surabaya juga akan mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dalam rangka meningkatkan porsi energi alternatif di Ibukota Jawa Timur tersebut. Ini ditandai dengan dibangunnya pembangkit listrik berbasis sampah atau yang dikenal Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Insyaallah tahun ini pemanfaatan energi berbasis sampah mencapai 10 megawatt," ujar Risma usai berkunjung ke Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/5).
Risma mengungkapkan, sejatinya pemanfaatan PLTSa digunakan untuk kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM). Dimana pembangunan PLTSa sendiri akan dilakukan di kawasan Benowo, Surabaya.
"Ini untuk mendukung kegiatan UKM di Kampung Lontong yang beroperasi hampir 24 jam. Jadi, nantinya kegiatan UKM bisa memanfaatkan PLTSa," ucap Risma.
Di kesempatan yang sama, Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan diperlukan komitmen yang besar untuk merealisasikan pembangunan pembangkit listrik tenaga energi baru dan terbarukan. Ini mengingat, pemanfaatan sumber energi alternatif kerap menemui sejumlah kendala pada saat realisasi.
"Perlu komitmen bersama untuk pengembangan EBT karena pengembangan energi sampah tidak semudah apa yang kita pikirkan. Perlu ada komitmen sosial," tuturnya.
(gir/gir)