Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Agama menurunkan rata-rata biaya haji untuk keberangkatan di 12 embarkasi di seluruh Indonesia tahun 2015. Adapun biaya haji paling mahal ditanggung oleh jemaah asal Makassar, sedangkan yang termurah dibayarkan rombongan dari Aceh.
Direktur Penyelenggaraan Ibadah Haji Kementerian Agama Abdul Djamil menjelaskan rata-rata biaya haji untuk tiap orang yakni US$ 2.717 atau sekitar Rp 36,07 juta. Biaya tersebut menurun sebanyak Rp 6,6 juta dari tahun lalu, yakni US$ 3.219 atau setara dengan Rp 42,73 juta.
Untuk wilayah yang lebih dekat dengan Arab Saudi, diberlakukan biaya yang lebih murah ketimbang wilayah yang jauh dari negara tersebut. Alasannya, untuk mereka yang tinggal di wilayah timur Indonesia membutuhkan biaya tambahan untuk transportasi menuju kota Madinah. Madinah bakal menjadi tempat tiba dan berangkatnya para jamaah haji.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biaya termahal diberlakukan untuk mereka yang berangkat dari Makassar. Para calon jamaah haji dikenakan biaya sebanyak US$ 3.055 atau sekitar Rp 40,56 juta. Sementara itu, biaya termurah yakni di Aceh dengan total US$ 2.401 atau Rp 31,87 juta.
Lebih lanjut, calon jamaah dari Medan dikenakan biaya US$ 2.404. Angka berbeda untuk embarkasi Batam dan Padang yakni US$ 2.556 dan US$ 2.561. Sementara itu, biaya termahal untuk embarkasi di Pulau Sumatera adalah Palembang dengan biaya US$ 2.623.
Di Pulau Jawa, terdapat tiga embarkasi yakni Jakarta dengan biaya haji senilai US$ 2.626, Solo sejumlah US$ 2.769, dan Surabaya sebanyak US$ 2.801. Embarkasi di pulau lainnya adalah Banjarmasin dengan biaya US$ 2.924, Balikpapan sebanyak US$ 2.926, dan Lombok US$ 2.962.
"Pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 1436 Hijriah atau 2015 Masehi dilakukan dengan mata uang dolar Amerika atau rupiah yang sesuai dengan kurs jual transaksi Bank Indonesia yang berlaku pada hari dan tanggal pembayaran," ujar Abdul saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Sabtu (30/5).
Efisiensi Ongkos HajiPenurunan biaya haji terjadi lantaran pemerintah melakukan pemangkasan di sejumlah sektor. "Misalnya subsidi untuk pemondokan jamaah di Mekkah, dari survei yang kita lakukan, harganya kita batasi sampai limit 4.500 real misalnya untuk satu jamaah. Sebelumnya lebih tinggi," kata Abdul usai jumpa pers.
Selain pemondokan, pemerintah juga memotong biaya zonasi pemondokan. Tahun sebelumnya, terdapat 12 zona namun kini hanya lima zona pemondokan. "Untuk memudahkan pulang pergi ke Masjidil Haram," tuturnya.
Terlebih, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji juga mengubah rute perjalanan haji dari Indonesia menuju Arab Saudi. Mulanya, para jamaah berangkat dari masing-masing embarkasi menuju Jeddah untuk kemudian melanjutkan perjalanan jalur darat menuju Madinah. Namun, kini calon jamaah haji dipusatkan langsunh ke Madinah.
"Pembiayaan menjadi efisien. Ketika dulu ada 33 ribu jamaah mendarat di Jeddah, dan harus ke Madinah melalui darat. Kalau sekrang kan ini ada pemotongan transportasi. Lalu kemudian ketika pulang harus transit di Jeddah, ada transportasi, menginap sehari, ada konsumsi, hotel dan sebagainya. Yang kayak begini tidak ada lagi," katanya menjelaskan.
Abdul memastikan, efisiensi tak hanya dari sektor finansial tetpi juga tenaga bagi para calon jamaah haji. Dari Madinah, mereka bakal memulai ibadah hajinya.
(gir)