Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Indonesia akan terdampak fenomena El Nino, atau naiknya suhu permukaan laut yang bakal dirasakan mulai Juni 2015 hingga puncaknya pada November 2015. BMKG memprediksi El Nino akan mengakibatkan kekeringan berkepanjangan yang berakibat pada rusaknya produk-produk pertanian seperti padi yang sudah memasuki masa panen.
"Fenomena ini akan terus terjadi hingga November 2015. Namun dirasakan mulai Juni, moderat di Juli hingga November nanti," ujar Yunus Subagyo Swarinoto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG di Jakarta, Rabu (17/6).
Meski akan terdampak El Nino, Yunus bilang fenomena tersebut dinilai tak akan terjadi seperti medio 1997. Akan tetapi, ia akan tetap mengimbau pemerintah khususnya Kementerian Pertanian untuk segera mengambil strategi guna menyiasati fenomena tersebut. Ini mengingat fenomena El Nino akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi komoditas-komoditas utama selain padi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setidaknya pemerintah harus mengambil kebijakan alternatif dalam rangka mengamankan pasokan berasa dan lainnya. Mungkin juga dengan menghitung kembali kebutuhan padi sampai pada pasokannya ke depan," kata Yunus.
Dari catatan BMKG, terdapat sejumlah wilayah yang akan mengalami dampak cukup berat dari fenomena El Nino. Wilayah-wilayah tersebut meliputi: Jawa, Bali, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan hinggga Sulawesi Tenggara yang diketahui merupakan sentra-sentra produksi padi.
Selain El Nino, menurutnya BMKG juga mengimbau pemerintah menyiasati adanya faktor Dipole Mode dan SST yang juga disinyalir akan mempengaruhi jumlah produksi padi menyusul musim kering yang berkepanjangan.
"Jadi bukan hanya El Nino yang harus diwaspadai. BMKG sendiri akan terus mencermati fenomena-fenomena ini," tandasnya.
(gen)