Jakarta, CNN Indonesia -- Puerto Rico mengalami gagal bayar untuk pertama kalinya dalam sejarah. Negara persemakmuran tersebut baru membayar US$ 628.000 dari total tagihan utang mencapai US$ 58 juta untuk kreditur dari Public Finance Corporation. Utang tersebut sebagian besar dimiliki oleh warga Puerto Rico melalui serikat kredit (credit union).
"Ini adalah keputusan yang mencerminkan keprihatinan serius tentang likuiditas negara dalam kombinasi dengan keseimbangan kewajiban kepada kreditur serta kewajiban yang sama pentingnya untuk warga Puerto Rico," ujar Presiden Bank Pembangunan Pemerintah Puerto Rico, Melba Acosta Febo, seperti dikutip dari
CNN Money, Rabu (5/8).
Gagal bayar tersebut adalah momen bersejarah dalam ekonomi 'pusaran kematian' Puerto Rico, seperti istilah yang digunakan oleh gubernur pulau tersebut, Alejandro Garcia Padilla. Pulau ini berjuang membayar sekitar US$ 70 miliar total utang, ditambah ekonomi yang berada dalam resesi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padilla telah membentuk sebuah tim untuk membentuk rencana dalam merestrukturisasi krisis utang Puerto Rico pada akhir musim panas.
Masalah ekonomi ini memukul warga Puerto Rico dengan keras. Para warga Puerto Rico meninggalkan pulau berbondong-bondong untuk mencari pekerjaan dan stabilitas keuangan. Pasalnya, pengangguran tinggi, perekonomian menyusut dan masa depan terlihat guncang.
Salah satu contoh adalah Omar Rodriguez. Ia dan istrinya meninggalkan Puerto Rico dua minggu lalu dan pindah ke Austin, Texas. Rodriguez, 26 tahun, adalah mantan pegawai pemerintah dan dia tidak pernah tinggal di luar pulau.
Saat ini Rodriguez sudah punya dua pekerjaan, satu di sebuah restoran di University of Texas, dan yang lainnya sebagai asisten guru sekolah di dekatnya. Sementara itu, istrinya juga menjadi guru.
Rodriguez mengakui bahwa memulai kehidupan baru di Texas akan menjadi perjuangan yang berat, tapi menurutnya hal itu lebih baik daripada ketidakpastian kembali Puerto Rico.
"Saya tidak akan membayangkan memiliki kualitas hidup yang sama di Puerto Rico pada saat ini dan hal itu membuat saya sedih. Apalagi ketika mengatakan selamat tinggal kepada orang tua saya, itu sedikit tak tertahankan," kata Rodriguez.
(gir/gir)