Blue Bird Tepis Rencana Ekspansi ke Bisnis Ojek

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 05 Agu 2015 16:30 WIB
"Saya tidak tahu itu cerita dari mana. Blue Bird belum ada rencana ke roda dua, masih fokus ke roda empat," ujar Direktur Utama Blue Bird Purnomo Prawiro.
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Purnomo Prawiro (kanan). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Blue Bird Tbk membantah maraknya kabar perseroan tengah mempersiapkan ekspansi bisnis sebagai operator penyedia layanan ojek. Penegasan tersebut disampaikan Direktur Utama Blue Bird Purnomo Prawiro yang menyatakan, perusahaan taksi burung biru masih nyaman berkompetisi di layanan angkutan umum roda empat.

“Itu tidak benar. Saya tidak tahu itu cerita dari mana. Blue Bird belum ada rencana ke roda dua. Kami masih fokus ke armada roda empat saat ini,” kata Purnomo ketika dihubungi CNN Indonesia, Rabu (5/8).

Dalam waktu dekat, Purnomo mengatakan Blue Bird akan fokus meluncurkan layanan taksi dengan armada baru Honda Mobilio guna meremajakan sebagian taksi jenis sedan yang sudah uzur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk tahap awal, layanan taksi Mobilio menurut Purnomo akan disediakan di Jakarta dan akan disebar ke seluruh kota tempat Blue Bird beroperasi jika respons masyarakat bagus.

Kinerja Blue Bird

Per 31 Desember 2014, perseroan tercatat memiliki sekitar 31.900 armada secara total. Jumlah itu terdiri dari 25.500 armada taksi reguler, 1.300 armada taksi eksekutif, sekitar 4.500 limusin serta mobil rental, dan sekitar 600 bus besar serta kecil.

Pada tahun ini, perseroan memperoleh izin menambah armada hingga 7.500 unit. Sementara hingga kuartal I 2015, perseroan telah menambah armada sebanyak 1.000 unit, sehingga total hingga akhir Maret 2015, Blue Bird memiliki sekitar 33.000 armada.

Dari sisi kinerja, sepanjang paruh pertama tahun ini Blue Bird mencatatkan pendapatan senilai Rp 2,66 triliun, naik dari Rp 2,29 triliun pada periode yang sama 2014. Namun, selain terimbas beban yang naik, perseroan juga terkena efek pelemahan rupiah.

Tercatat, Blue Bird mengalami rugi selisih kurs senilai Rp 23,03 miliar, padahal pada semester I 2014 perseroan mencetak laba kurs Rp 6,36 miliar. Setelah dikurangi beban dan biaya, perseroan pada akhirnya mencetak laba Rp 444 miliar, naik 10,91 persen dari Rp 402,87 miliar.

“Kondisi ekonomi memang sedang tidak bagus karena daya beli menurun dan nilai tukar rupiah melemah. Untungnya harga BBM masih terkendali,” kata Purnomo. (gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER