BKPM Sebut Investor Australia Siapkan US$ 500 juta untuk PLTP

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Minggu, 23 Agu 2015 09:15 WIB
Perusahaan asal Australia disebut BKPM telah melakukan pertemuan dengan PT PLN (Persero) dan menyatakan keseriusannya menggarap pembangkit listrik panas bumi.
Kepala BKPM Franky Sibarani. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan ada calon investor asal Australia yang berminat menanamkan investasi di proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) senilai US$ 500 juta. Komitmen penanaman modal tersebut diperoleh setelah BKPM melakukan pertemuan dengan sang pemodal yang menyatakan juga telah bertemu dengan manajemen PT PLN (Persero).

"Kami mengharapkan mereka dapat segera mengajukan Izin Prinsip ke BKPM untuk mulai melaksanakan investasinya. Dalam pertemuan dengan BKPM, mereka menjelaskan sudah menjalin kesepakatan dengan PLN dan pemerintah daerah terutama terkait dengan manfaat dari sisi ekonomi dan lingkungan," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani melalui siaran pers, dikutip Minggu (23/8).

Di dalam pertemuan tersebut, Franky melakukan pemaparan tentang permudahan perizinan di sektor ketenagalistrikan dari 49 izin dengan memakan waktu 923 hari kerja menjadi 25 izin dan 256 hari kerja. Franky mengatakan bahwa para investor sangat menyambut baik penyederhanaan ini karena masalah perizinan merupakan hal utama yang dikhawatirkan para investor tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penyederhanaan perizinan sektor kelistrikan ini cukup meyakinkan mereka, karena concern mereka saat ini adalah persoalan perizinan dan ketersediaan lahan. Mereka dapat mengurusnya melalui PTSP Pusat di BKPM. Di samping itu, kami juga akan mefasilitasi investor tersebut untuk pengurusan izin dengan pemerintah daerah," tambahnya.

Kendati demikian, Franky tidak menjelaskan lebih jauh terkait lokasi investasi dan juga kapasitas pembangkit listrik itu. Franky pun mengatakan bahwa investor Australia juga meminati investasi di pembangkit listrik mikrohidro dan tenaga surya.

"Untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, kami merekomendasikan mereka menanamkan modal di wilayah Nusa Tenggara," jelas Franky.

Sebagai informasi, investasi di bidang pembangkit listrik tenaga geothermal atau panas bumi merupakan salah satu jenis investasi hijau yang kini sedang digalakkan BKPM, di mana BKPM menargetkan pertumbuhan investasi hijau sebesar 20 persen setiap tahunnya.

Realisasi investasi hijau sejak 2010 hingga 2014 mencapai US$ 41 miliar atau setara dengan Rp 486 triliun, yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) US$ 26,8 miliar dan investasi dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 139,1 triliun. Dengan total investasi sebesar Rp 1.600 triliun pada periode tersebut, investasi hijau berkontribusi 30,3 persen.

Sedangkan pada tahun 2019 BKPM menargetkan penanaman modal asing (PMA) investasi hijau sebesar US$ 56 miliar dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 448 triliun, dimana gabungan keduanya berjumlah US$ 100 miliar.

Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menargetkan investasi energi terbarukan sebesar US$ 135 miliar pada tahun 2025 untuk mendukung penggunaan energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun itu. Rincian rencana investasi tersebut mencakup US$ 39 miliar untuk geotermal, US$ 54 miliar di sektor bioenergi, US$ 29 miliar untuk energi hidro dan US$ 13 miliar untuk energi terbarukan lainnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER