Jakarta, CNN Indonesia -- Fitch Ratings mengancam akan menurunkan peringkat kredit PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk menyusul anjloknya harga saham BUMN gas tersebut dan potensi pelemahan harga gas lanjutan.
Pada Senin (7/9), saham PGN anjlok 11,43 persen ke level Rp 2.480 per lembar. Dalam perdagangan itu, sebanyak 81,14 juta saham PGN ditransaksikan dengan nilai mencapai Rp 205,92 miliar.
Investor asing tercatat melakukan jual bersih saham PGN di pasar reguler sebanyak 16,10 juta lembar, dengan nilai jual bersih sebesar Rp 40,78 miliar. Sejak awal tahun, harga saham PGN telah terkoreksi 57,37 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Associate Director Fitch Ratings, Akash Gupta mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melemah telah mengurangi permintaan gas nasional. Hal itu terliat dalam penurunan laba PGN sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi sebesar 34 persen pada semester I 2015 menyusul berkurangnya volume distribusi gas hingga 9 persen.
“Sampai tahun lalu, permintaan gas PGN telah meningkat terus meski pertumbuhan perusahaan itu sebenarnya dibatasi oleh pasokan gas yang terbatas,” ujarnya dalam keterangan resmi Fitch Ratings, Selasa (8/9).
Menurut Gupta, volume gas PGN turun menjadi 790 mmcf per hari pada semester I 2015, tertekan oleh penyerapan yang rendah dari industri dan pembangkit listrik. Selain itu, lanjutnya, rupiah yang melemah terhadap dolar AS juga berdampak negatif terhadap margin distribusi PGN.
“Kami memperkirakan permintaan gas terus melemah pada semester II 2015,” jelasnya.
Fitch, lanjut Akash, memperkirakan rasio utang PGN terhadap dana operasi tahun ini semakin memburuk jika pelemahan dalam volume dan margin tetap terjadi.
“Fitch akan mempertimbangkan mengganjar peringkat negatif pada PGN dari rating saat ini di level 'BBB', jika rasio utang tersebut naik,” jelasnya.
(ags)