Garap LRT, Adhi Karya Terbitkan Saham Baru Rp 2,75 Triliun

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 09 Sep 2015 13:46 WIB
Adhi Karya akan menanggung seluruh biaya pembangunan proyek LRT di awal dan menerima pembayaran secara bertahap dari pemerintah atau seluruhnya ketika selesai.
Presiden Joko Widodo dan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat meresmikan dimulainya pekerjaan proyek LRT. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adhi Karya Tbk menyatakan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan pelaksanaan right issue pada 22 September 2015. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari rencana menambah ekuitas sekitar Rp 2,75 triliun sebagai pembiayaan awal proyek prasarana kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) terintegrasi di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek).

“Jualan (sahamnya) kira-kira awal bulan depan. RUPS-nya 22 September 2015,” kata Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan usai menghadiri groundbreaking proyek LRT di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (9/9).

Upaya mencari dana segar tersebut menurut Kiswodarmawan akan ditempuh melalui right issue Rp 2,75 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah menyerap saham melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,4 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Berapa harga per sahamnya masih dihitung. Sementara yang jadi joint lead underwriter ada Mandiri Sekuritas, Bahana Securities, dan Danareksa Sekuritas,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan total biaya yang dibutuhkan untuk membangun prasarana LRT adalah Rp 23 trilliun terdiri dari biaya pekerjaan umum (civil works) sebesar Rp 19,157 triliun dan biaya fasilitas operasi sebesar Rp 4,66 triliun.

“Saya dengar dari Kementerian Perhubungan menge-expose angka Rp 23 triliun tapi kalau dari Adhi Karya masih berhitung. Saya berharap jauh lebih rendah dari itu untuk semua tahap,” kata Kiswodarmawan.

Ia menjelaskan Adhi Karya akan menanggung biaya pembangunan proyek tersebut di awal. Untuk memenuhi kekurangan pembiayaan proyek prasarana LRT, Kiswodarmawan berencana meminjam dari perbankan pelat merah.

“Saya berharap nanti rasionya satu banding lima. Satu dari ekuitas Adhi Karya, lima dari loan bank,” kata Kiswodarmawan.

Jika proyek tersebut sudah selesai, nantinya Adhi Karya akan menyerahkan seluruh prasaranan perkeretaapian yang telah dibangun kepada pemerintah untuk menerima pembayaran.

“Setelah dibangun, dalam Perpres disebutkan, (biaya pembangunan LRT) bisa dibayarkan terakhir atau dalam tahapan sesuai dengan prestasinya,” kata Direktur Jenderal Perkeretapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hermanto Dwiatmoko dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (8/9). (gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER