Jakarta, CNN Indonesia -- PT Jasa Marga Tbk menegaskan pembangunan proyek kerta ringan (Light Rail Transit/LRT) terintegrasi kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) tidak boleh mengganggu keamanan dan keselamatan pengguna jalan tol.
"Kebetulan lahannya milik Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Silakan saja, asal jangan mengganggu lalu lintas di tol, jangan sampai ada LRT jadi mengganggu pandangan dan terjadi kecelakaan," ujar Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman ketika ditemui di acara
groundbreaking LRT di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (9/9).
Menurut Adityawarman, Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksana LRT telah memenuhi syarat keamanan dan keselamatan dari perseroan. Sejauh ini, Adityawarman yakin keberadaan LRT terintegrasi tidak akan mengganggu aktivitas pengguna jalan tol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (Adhi Karya) sudah memenuhi syarat (keselamatan) itu," kata Adityawarman.
Sebagai informasi, struktur prasarana LRT dibangun menggunakan pondasi tiang pancang berdiameter 100 centimeter (cm) dan 80 cm dengan pilar dan girder dari beton precast dan pretest. Adapun jalur layang tersebut akan berdampingan dengan beberapa ruas jalan tol yang dikelola Jasa Marga.
Lintasan LRT tahap I memiliki panjang 42,1 kilometer (km) dan terbagi tiga meliputi rute Cibubur-Cawang sepanjang 13,7 km, Bekasi Timur-Cawang 17,9 km, dan Cawang-Dukuh Atas 10,5 km.
Pembangunan tahap I mencakup pembangunan 21 stasiun LRT dan akan dimulai pada kuartal akhir tahun 2015 hingga awal 2018.
Sementara itu, tahap kedua (tahap II) panjangnya 41,5 km dan terdiri dari tiga lintas pelayanan Cibubur-Bogor 30,5 km, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan 5,5 km, dan Palmerah Grogol 5,5 km. Adapun jumlah stasiun yang dibangun ada 10 stasiun. Pembangunan tahap II diperkirakan baru akan dimulai awal 2016 hingga akhir 2018.
(gen)